© Shutterstock.com/Prostock-studio
Mastitis adalah kondisi yang sering terjadi pada ibu menyusui, yang bisa mengganggu pada saat pemberian nutrisi kepada bayi.
Selain itu, mastitis adalah infeksi yang biasanya menyerang ibu menyusui pada 12 minggu pertama setelah persalinan. Namun, kondisi ini juga bisa dialami oleh perempuan yang sedang tidak menyusui lho, meski jarang terjadi.
Sehingga dampak yang dialami oleh ibu menyusui saat mengalami mastitis adalah dapat menimbulkan pembengkakan serta peradangan di payudara, yang akhirnya akan menyebabkan payudara terasa sakit saat memberikan ASI.
Nah, supaya kamu lebih paham tentang penyakit ini terutama bagi ibu menyusui, langsung saja simak ulasan di bawah yang telah dilansir dari berbagai sumber.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, mastitis adalah penyakit yang bisa memengaruhi pada wanita menyusui yang disebabkan oleh infeksi dan menyebabkan peradangan pada payudara.
Meski bukan penyakit yang menular dan membahayakan, namun mastitis adalah kondisi yang dianggap mimpi buruk oleh para perempuan yang sedang menyusui. Sebab hal ini akan menimbulkan sakit yang tidak nyaman, hingga bisa menyebabkan demam dan menggigil.
Biasanya gejala dari mastitis adalah payudara mengeras, membengkak, berubah warna menjadi kemerahan, sakit saat disentuh, hingga parahnya bisa keluar nanah dari bagian puting atau benjolan di area getah bening sekitar ketiak.
Penyebab dari mastitis adalah disebabkan oleh beberapa hal, yaitu pengeluaran ASI tidak dilakukan secara teratur, menyusui hanya menggunakan satu payudara, serta gangguan yang menyebabkan bayi tidak mampu menyedot ASI dengan baik.
Sedangkan mastitis yang disebabkan oleh wanita tidak menyusui bisa disebabkan oleh beberapa hal, yakni cedera pada payudara, tindik di payudara, serta sistem kekebalan tubuh rendah, termasuk yang pernah menjalani radioterapi.
Bagi perempuan yang mengalami sakit pada payudara, umumnya takut bahwa hal ini menandakan kanker. Padahal ada beragam gangguan pada payudara yang memiliki gejala sama dengan kanker payudara, salah satunya ialah mastitis payudara.
Mastitis payudara ialah infeksi yang sering terjadi pada wanita menyusui, terutama pada tiga bulan pertama setelah melahirkan. Biasanya kondisi ini terjadi pada salah satu payudara dan gejalanya bisa bertambah parah dengan cepat.
Adapun beberapa faktor yang meningkatkan risiko infeksi payudara adalah merokok, kurangnya asupan nutris, setres, dan menggunakan bra yang terlalu ketat.
Sehingga, penanganan utamanya ialah dengan memberikan obat antibiotik yang digunakan selama 10-14 hari sesuai petunjuk dokter.
Sedangkan untuk pencegahan mastitis adalah dengan menghindari penggunaan bra yang ketat, gunakan payudara secara bergantian saat sedang menyusui, serta jangan menggunakan sabun saat membersihkan puting.
Seperti yang diketahui, mastitis adalah peradangan pada payudara yang disebabkan oleh infeksi. Sedangkan mastitis tuberkulosa atau tuberkulosis adalah peradangan payudara akibat infeksi M tuberculosis.
Sehingga kondisi ini prinsipnya menular yang sama seperti tuberkulosis paru yakni melalui percikan air ludah penderita.
Gejala dari mastitis tuberkulosis ialah munculnya benjolan pada payudara dan bisa berkembang menjadi kumpulan nanah, kalau tidak segera ditangani maka nanah tersebut bisa pecah dan menimbulkan luka di kulit.
Untuk itu penangan dari mastitis tuberkulosis ialah dengan obat anti tuberkulosis / OAT yang harus dilakukan selama beberapa bulan dan tak boleh putus sampai dokter menyatakan selesai pengobatan (minimal 6 bulan, atau lebih tergantung pada kondisi pasien).
Intinya, mastitis adalah penyakit yang perlu kamu waspadai meski tidak menular, karena kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi berat.