© 2021 Shutterstock.com/TimeImage Production
Setelah menikah dan memiliki anak, seorang perempuan diasosiasikan dengan banyak peran dalam keluarga. Apabila laki-laki secara tradisional ditunjuk untuk menyediakan sumber daya misalnya makanan, tempat tinggal, dan lainnya, maka perempuan cenderung dianggap bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya tersebut. Contohnya, menyiapkan makanan untuk mencukupi kebutuhan fisik hingga pengasuhan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan sosial bagi anak-anak.
Namun, kini pembagian peran dalam keluarga enggak lagi sekaku dulu. Zaman menuntut ayah ikut berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan emosional dan sosial anak, sementara seorang ibu bisa menambah perannya sebagai ibu bekerja.
Tanpa mengecilkan kontribusi ayah, tak bisa dimungkiri bahwa ibu punya peran besar dalam keluarga. Mulai dari membentuk pola hidup, gaya hidup, dan salah satu yang paling vital yakni menjaga kesehatan keluarga. Nah, mengingat fungsi besar tersebut, maka tepat banget jika program peningkatan kesehatan dibekalkan kepada ibu atau perempuan sebagai promotor kesehatan di keluarga.
Kira-kira apa apa saja pengaruh seorang ibu dalam kesehatan keluarga?
Kontak pertama seorang anak dengan pemenuhan gizi terjadi sejak dalam kandungan. Setelah lahir, apa yang dikonsumsi ibu sebagian besar juga dikonsumsi pula oleh anaknya. Seorang anak akan melihat pola, kebiasaan, dan cara makan orangtuanya, lalu akan menirunya.
Nah, selain menjadi model perilaku makanan anak, orangtua juga punya fungsi kuat menyediakan lingkungan makan yang baik. Misalnya jika anak tidak menyukai makanan sehat, ibu dituntut banyak akal agar anak mau makan.
Dalam pencegahan karies gigi pada anak, ibu memiliki peran penting. Mulai dari penularan infeksi dari ibu yang mengalami karies gigi ke anak, pemberian ASI, pola makan, teknik menyikat gigi, sampai kunjungan rutin ke dokter gigi.
Kesehatan mental anak dan orang tuanya ternyata terhubung dalam berbagai cara lho. Salah satu contohnya, kesehatan mental yang baik adalah fondasi penting untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam membesarkan buah hati.
Saat orangtua, terutama ibu, sedang bergelut dengan kondisi mentalnya sendiri seperti depresi, baby blues, dan lainnya, kebutuhan dan perkembangan anak tak bisa dihentikan. Mental yang sedang tak baik-baik saja bisa mengakibatkan pola pengasuhan yang tak optimal. Padahal, di masa kanak-kanak, kondisi mental menjadi tonggak perkembangan anak secara emosional dan keterampilan sosial ke depan.
Saat anggota keluarga jatuh sakit, ibu selalu tampil di depan dalam perawatan dan memantau pengobatan. Sampai ada kalimat mengatakan bahwa seorang ibu tak boleh jatuh sakit. Pernah dengar? Bahkan, Ibu juga terlibat banyak dalam pengambilan keputusan tentang asuransi kesehatan.
Memahami pentingnya peran ibu, Halodoc mengajak para ibu untuk belajar bersama melalui Zoom Webinar bertema 'Peran Ibu dalam Menjaga Kesehatan Keluarga'. Acara ini bakal digelar pada 18 November pukul 11 s.d dengan narasumber psikolog anak, Devi Sani dan mom influencer Meta Iskandar. Seluruh peserta yang terdaftar juga berkesempatan tergabung dalam Whatsapp Group, sehingga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter ahli di bidangnya.
Melalui webinar ini, Halodoc enggak hanya menunjukkan pentingnya peran ibu dalam menjaga kesehatan keluarga, tapi juga mengajak para ibu untuk memeluk diri sendiri agar tetap sehat secara fisik dan mental sehingga bisa memberikan cinta kepada keluarga seperti yang diinginkan. Segera gabung di link berikut yuk! (Direview oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim)