© Liputan6.com/Trieyasni
Kurang lebih satu tahun setelah virus corona dinyatakan masuk ke Indonesia, kabar tentang penyusutan kasus masih belum bisa kita dengar. Pemerintah memang masih terus berusaha untuk mencari jalan keluar dalam hal pengentasan Covid-19.
Namun, baru-baru ini sebuah kabar menyebutkan bahwa virus corona menemukan bentuk terbaru dirinya. Mutasi virus corona ini disebut sebagai virus corona B117.
Pertama kali menyebar di Inggris, rupanyan mutasi virus corona B117 ini sudah mulai memasuki Indonesia. Varian baru corona ini terdeteksi pada dua orang yang sempat melakukan perjalanan dari luar negeri dan kini sedang berada di Karawang, Jawa Barat.
"Virus varian UK 117 terdeteksi ada di Karawang dari warga Karawang yang bepergian dengan pesawat Qatar Airways. Sesuai prosedur mendarat kemudian diisolasi 10 hari sudah dilaksanakan. Namun ternyata isolasi 10 hari sudah tetapi virusnya tidak mau hilang," terang Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Rabu (3/3) dikutip dari Liputan6.com.
Adanya perubahan bentuk virus corona jenis baru ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri untuk masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Diadona telah merangkum sejumlah fakta tentang mutasi virus corona B117 yang perlu kita perhatikan.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa dua kasus mutasi virus yang terdeteksi di Indonesia masuk melalui Arab Saudi.
" Tadi malam kita menemukan dua kasus, masuk dari Saudi Arabia dan memiliki strain virus baru ini," terang Budi dikutip dari CNN Indonesia.
" Pesan saya, tetap jalankan disiplin, memakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Untuk masyarakat itu yang harus dijaga. Selama kita tetap lakukan protokol kesehatan yang baik apapun virusnya dapat kita hindari," lanjut Budi.
Mutasi virus corona yang berasal dari Inggris pertama kali terdeteksi pada bulan September 2020. Saat itu, sekitar seperempat pengidap Covid-19 di London terinfeksi oleh varian virus baru tersebut. Jumlahnya bertambah mencapai dua pertiga kasus di pertengahan Desember.
Dugaan awal, seperti dikatakan oleh Perdana Menteri Boris Johnson, mutasi virus corona baru ini dapat meningkatkan transmisi antar manusia hingga 70 persen. Dikutip dari halodoc.com, angka 70 persen didapat dari presentasi dr. Erik Volz dari Imperial College London.
" Mungkin terlalu dini untuk mengatakannya, tapi berdasarkan yang kita lihat sejauh ini (virus mutasi baru) berkembang dengan sangat cepat. Pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada (varian sebelumnya) yang pernah ada sehingga penting untuk terus mengawasi kondisi ini," ujar dr. Erik.
Sebuah studi dari Office for National Statistics (ONS) Inggris menyebutkan bahwa ada beberapa gejala yang muncul pada pengidap Covid-19 yang terinfeksi SARS-CoV-2 mutasi baru.
Beberapa gejala yang muncul berupa batuk, stamina menurun, sakit tenggorokan, dan nyeri-nyeri pada otot. Selain itu, tanda-tanda lain seperti hilangnya indera penciuman atau anosmia tetap akan muncul dan menjadi salah satu gejala utama.
Munculnya varian baru virus corona B117 ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Tak sedikit yang mempertanyakan tentang keampuhan vaksin Covid-19 yang belakangan baru disebarluaskan secara bertahap. Apakah vaksi Covid-19 tersebut tetap ampuh melawan virus corona mutasi baru ini?
Berkaca pada kasus yang pertama muncul di Inggris, mutasi virus corona jenis baru ini rupanya tetap dapat dilawan oleh vaksin Covid-19 yang biasa digunakan. Vaksin berfungsi untuk melatih sistem kekebalan untuk menyerang bagian-bagian virus yang berbeda. Dengan demikian, vaksin tetap akan berfungsi meski terjadi mutasi.
Perjuangan melawan Covid-19 masih akan terus berlanjut. Ujung dari pandemi ini belum terlihat, namun berbagai usaha untuk melawannya telah memberi sedikit angin segar. Semoga kita semua tetap diberi kesehatan dan dijauhkan dari infeksi virus corona jenis apapun ya.
Tetap patuhi protokol kesehatan, Diazens!