©uchealth.com
Tubuh kita dilengkapi dengan sistem imun untuk menangkal penyakit-penyakit. Tapi ada kalanya justru sistem imun tersebut justru menyerang tubuh kita sendiri, kayak pagar makan tanaman gitu lah. Nah, itulah yang disebut dengan penyakit autoimun.
Kayak yang sering kita dengar, kalau sistem kekebalan tubuh bakalan menjaga diri dari bakteri dan virus. Saat ada penjajahan dari benda-benda asing tersebut, maka siste kekebalan tubuh bakalan mengirimkan sel tempur buat menyerang mereka.
Biasanya, mereka canggih dan bisa membedakan sel asing dengan golongan mereka sendiri. Namun, ini nggak berlaku pada seseorang dengan penyakit autoimun.
Pada penyakit autoimun ini, sistem kekebalan tubuh salah mengenali sendi atau kulit sebagai sesuatu yang asing. Akibatnya, ini akan melepaskan protein yang disebut dnegan antibodi, untuk menyerang sel-sel sehat.
Beberapa penyakit autoimun ini cuman menargetkan satu organ saja. Misalnya nih, diabetes tipe 1 merusaka pankreas, sedangkan pada penyakit lupus mempengaruhi seluruh tubuh.
Penyakit autoimun adalah penyakit kekebalan tubuh. Dilansir dari healthline.com, ada sekitar 80 penyakit autoimun, namun kai ini Diadona bakalan memjabarkan 6 jenis saja yang paling sering muncul.
Jadi, pankreas menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah. Pada penyakit autoimun diabetes mellitus tipe 1 , sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.
Pada penyakit autoimun rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerang sendi. Serangan ini menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, dan kekakuan pada persendian.
Tidak seperti osteoartritis , yang biasanya menyerang orang-orang ketika mereka semakin tua, RA dapat mulai sedini 30-an atau lebih cepat .
Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian luruh saat udah nggak dibutuhkan. Nah, pada penyakit autoimun psoriasis ini, menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat dan menumpuk di permukaan kulit.
Sel-sel ekstra terbentuk dan membentuk bercak merah meradang, biasanya dengan sisik plak perak-putih pada kulit.
Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf, di sistem saraf pusat. Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh..
Kerusakan dan penyakit autoimun ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan. Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk yang berkembang pada tingkat yang berbeda.
Di tahun 1800, dokter mendefinisikan penyakit lupus bukan sebagain penyakit autoimun, tapi penyakit kulit. Nggak heran sih, gejala yang timbul biasanya berupa ruam. padahal sebenarnya, penyakit autoimun ini mempengaruhi banyak organ termasuk persendian, ginjal, otak dan jantung.
Merupakan salah satu bentuk penyakit autoimun, yang digambarkan sebagai kondisi yang menyabkan peradangan pada lapisan dinding usus. Setiap jenis penyakit ini mempengaruhi saluran yang berbeda
Lalu, apakah penyakit autoimun bisa diobati? Sayangnya, nggak ada perawatan yang dapat menyembuhkan penyakit autoimun. Tapi, mereka perawatan yang tepat bisa mengontrol respon imun yang terlalu aktif, menurunkan peradangan atau seenggaknya mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Yang diantaranya:
Lalu, apakah penyebabnya? Well, hingga kini dokter masih nggaktau apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh jadi ngambek gitu. Namun ada beberapa orang yang memang punya risiko untuk terkan penyakit ini daripada yang lain.
Sebuah studi di tahun 2014 lalu membuktikan kalau wanita cenderung trekan penyakit autoimun ini dnegan tingkatan 2 banding 1 dibandingkan dengan pria, atau 6.4 persen vs 2.7 persen. Seringkali penyakit ini terjadi di tahun-tahun selama usia produktif, yakni 15 hingga 44 tahun.
Beberapa penyakit autoimun juga rentan menyerang etnis tertentu, misalnya lupus berpengaruh pada orang Afrika - Amerika dan Hispanik daripada Kaukasia.
Penyakit autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus, menular dalam keluarga. Nggak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun.
Jumlah penyakit autoimun meningkat, sehingga para peneliti menduga kalau faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia juga mungkin terlibat dalam beberapa kasus.
Ini juga sepertinya pengaruh banget pada perkembangan penyakit autoimun nih. Makan makanan tinggi lemak, tinggi gula dan makanan diproses dianggap terkait dengan peradangan, yang mungkin memicu respon kekebalan. Tapi sayangnya ini belum terbukti.
Bukan, bukan orang yang tidak bersih akan terpapar penyakit autoimun ini. Hipotesisnya, karena keberadaan vaksin dan antiseptik bikin anak-anak sekarang nggak terlalu banyak terpapar kuman dan virus kayak zaman dulu. Akibatnya sistem kekebalan tbuh mereka jadi cenderung berekasi berlebihan terhadap zat-zat yang nggak berbahaya.
Ciri-ciri ataupun gejala awal yang terjadi pada penderita penyakit autoimun ini sangat mirip, diantaranya:
Nah, setiap jenis penyakit autoumun juga punya gejala uniknya sendiri, misalnya nih gejala diabetes tipe 1 yang muncul dnegan gejala rasa haus yang ektrim, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Trus gimana penyakit autoimun ini bisa terdeteksi? Sayangnya, nggak ada tes tunggal yang bisa mendeteksi sebagian besar penyakit autoimun. Dokter bakalan menggunakan kombinasi tes dan ulasan gejala serta pemeriksaan fisik.
Tes antinuclear antibody merupakan tes pertama yang digunakan kalau kamu terlihat punya gejala penyakit autoimun ini, Kalau hasilnya positif, sangat mungkin artinya kamu menderita penyakit ini, meski nggak bisa memastikan dengan jelas penyakit mana yang kamu punya.
KOMENTAR ANDA