©medicalnewstoday.com
Penyakit epilepsi yang nggak tertangani dengan baik, ternyata bisa megancam jiwa. Tapi ini tentu jarang terjadi.
Misalnya, kejang yang terjadi selama lima menit yang bikin kesadaran nggak sepenuhnya kembali, serta kematian mendadak karena kejang. Dan hingga kini, penyebab pasti penyakit epilepsi belum diketahui.
Data dari WHO menyebut kalau terdapat sekitar 50 juta penderita penyakit epilepsi di seluruh dunia, menjadikannya sebagai salah satu penyakit neurologis yang paling umum di dunia.
Sebanyak 80 persen penderita penyakit epilepsi ini merupakan penduduk negara berpenghasilan rendah dan menengah. Dan tiga perempatnya, nggak mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan.
Dan ya, penyakit epilepsi merupakan kelainan kronis dengan gejala khas berupa kejang berulang tanpa sebab. Seseorang divonis menderita penyakit ini kalau dia pernah dua kali mengalami kejang tanpa sebab, atau tanpa adanya kondisi medis yang diketahui.
Dilansir dari mayoclinic.org, penyakit epilepsi nggak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi pada sekitar setengah penderitanya. Di setengah lainnya, kondisi ini dapat ditelusuri dari berbagai faktor berikut:
Beberapa jenis penyakit epilepsi dapat dikategorikan berdasarkan jenis tegang yang dialami atau bagian otak yang berpengaruh dan berdasarkan keturunan. Dalam beberapa kasus, kemungkinan ada faktor genetik yang berperan.
Para peneliti menghubungkan beberapa jenis epilepsi dengan gen yang lebih spesifik. Namun pada beberapa orang nih, gen tersebut cuman membuat seseorang lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan yang memicu terjadinya penyakit epilepsi.
Trauma kepala akibat kecelakaan mobil atau cedera yang traumatis bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit epilepsi pada seseorang.
Kondisi otak yang menyebabkan kerusakan otak, seperti tumor atau stroke otak, bisa menyebabkan terjadinya penyakit epilepsi. Stroke sendiri merupakan penyebab terjadinya epilepsi pada mereka yang berusia lebih dari 35 tahun.
Infeksi pada otak, misalnya meningitis, AIDS, dan ensefalitis virus, dapat menyebabkan penyakit epilepsi.
Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk atau kekurangan oksigen. Nah, kerusakan otak ini dapat menyebabkan penyakit epilepsi atau cerebral palsy.
Penyakit epilepsi kadang-kadang dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti misalnya autisme atau neurofibromatosis.
Penyakit epilepsi adalah gangguan kronis yang menyebabkan kejang berulang yang nggak dipicu oleh apapun. Kejang sendiri terjadi karena adanya arus tiba-tiba aktivitas listrik di dalam otak.
Kejang ringan mungkin sulit untuk dikenali karena berlangsung selama beberapa detik saat kamu mungkin berada dalam fase kurang sadar.
Kejang yang kuat pada penyakit epilepsi menyebabkan kejang dan otot berkedut, yang nggak terkendali. Prosesnya?
Berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Selama kejang tersebut, beberapa diantaranya jadi merasa bingung bahkan hilang kesadaraan. Setelah kejang karena penyakit epilepsi selesai, penderita mungkin bakalan nggak inget tentang apa yang barusan terjadi.
Karena penyakit epilepsi disbebakan karena aktivitas abnormal yang ada pada otak, maka kejang juga bsia terjadi karena proses apapun yang dikoordinasikan pada otak. Tanda dan gejala kejang pada penyakit epilepsi, diantaranya:
Gejala kejang pada penyakit epilepsi bervariasi tergantung jenis pada kejangnya. Dalam kebanyakan kasus, seseorang dengan penyakit epilepsi ini akan cenderung punya kejang yang sama setiap kali terjadi, sehingga gejalanya kan sama dari setiap kejang ke kejang yang lainnya.
Ada beberapa jenis kejang pada penyakit epilepsi, antara lain:
Ketika kejang muncul akibat aktivitas abnormal hanya di satu area otak penderita, itu disebut kejang fokal (parsial).
Kejang ini nggak menyebabkan hilangnya kesadaran. Penderitanya bisa mengubah emosi atau mengubah cara gimana melihat suatu benda, mencium,merasakan atau bersuara.
Kejang ini melibatkan perubahan atau kehilangan kesadaran. Selama kejang ini, penderita bakalan menatap ke ruang hampa trus nggak merespon lingkungan secara normal, trus juga jadi melakukan gerakan berulang seperti menggosok tangan, mengunyah ,menelan atau berjalan.
Ini terjadi dnegan melibatkan semua area otak. Ada enam kejang umum yang terjadi, diantaranya
Ini terjadi pada anak-anak dan ditandai dengan menatap ke ruang hampa ata ugerakan tubuh yang halus seperti maat yang berkedip atau bibir yang mengatup. Kejang ini bisa menyebbakn hilangnya kesadaran secara singkat.
Kejang tonik yang dialami penderita penyakit epilepsi dapat menyebabkan kekakuan otot,. Yang terdampak, biasanya otot di punggung, lengan, kaki dan ini bisa lho bikin kamu jatuh ke tanah.
Kejang pada penderita penyakit epilepsi ini berhubungan dengan gerakan otot yang tersentak-sentak atau berirama, yang biasanay menyerang leher, wajah, atau lengan.
Kejang mioklonik biasanya muncul sebagai sentakan singkat pada lengan atua kaki
Pada penderita epilepsi, kejang ini paing dramatis dan bisa bikin penderitanya hilang kesadaran secara tiba-tiba. Tubuh jadi kaku, trus gemetar, dan kadang-kadang keilangan kontrol kanndung kemih trus penderita juga bisa menggigit lidahnya.
Syukurnya, penyakit epilepsi nggak menular. Jadi kamu nggak bisa terkena penyakit ini cuman karena kamu melihat seseorang sedang kejang karena penyakit epilepsi.
Dan meskipun diwariskan, penyakit epilepsi nggak diturunkan dari orang tua ke anaknya layaknya mata coklat atau hidung mancung. Tapi, orang yang punya saudara dekat dengan penyakit ini punya faktor risiko yang lebih tinggi daripada mereka yang sama sekali nggak punya riwayat penyakit epilepsi pada keluarga.
Orang dengan penyakit epilepsi ini bisa kok menjalani hidup dengan normal. Dari laman kidshealth.org, banyak orang dengan berbagai profesi yang hidup dengan penyakit ini.
Penderita bisa menjalani kehidupan dan aktivitas dengan normal. Namun yang perlu dicatat, kalau mereka harus didampingi oleh seseorang yang bertugas untuk mengambil tindakan pencegahan atau melindungi diri dalam berbagai situasi.
Saat ini, sebagian besar penyakit epilepsi bisa diobati dengan obat-obatan. Sayangnya, obat ini nggak menyembuhkan, tapi bisa mengendalikan kejang dengan sangat baik.
Dan tahu nggak sih, kalau sekitar 80 persen dari penderita penyakit epilepsi ini mengalami kejang-kejang yang dikendalikan oleh obat-obatan setidaknya beberapa kali. Ini artinya, ada 20 persen penderita yang nggak nggak bisa ditolong dengan adanya obat-obatan.
Apakah obatnya mahal? Nggak, karena ada juga lho obat yang harganya kurang dari Rp. 100 ribu per tahun. Pemberian obat anti kejang juga bisa dipertimbangkan setelah dua tahun penderita nggak mengalami kejang sama sekali, meski tetep juga harus memperhatikan faktor klinis, sosial dan pribadi yang relevan.
Penyakit epilepsi yang diderita seseorang bukan jadi alasan untuk menjauhinya. Kalau perlu, kamu harus belajar cara menangani kalau misalnya tiba-tiba kejang terjadi.