©Ruigsantos/shutterstock
Penyakit gonore adalah penyakit menular seksual, yang disebabkan karena bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini cenderung menginfeksi area tubuh yang hangat dan lembab.
Dan ya, sesuai dengan namanya, penyakit gonore ini menular melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Orang dengan banyak pasangan seksual atau mereka yang nggak menggunakan kondom punya risiko infeksi terbesar. Maka, perlindungan terbaik terhadap penyakit gonore ini adalah seks dengan satu orang aja.
Dilansir dari healtline.com, gejala penyakit gonore ini terjadi alam dua hingga 14 hari setelah terpapar. Tapi, ada beberapa orang yang nggak mengalami gejala yang nyata.
Tapi penting banget buat diingat bahwa kalaupun seseorang nggak memunculkan gejala, dia tetap bisa menularkan penyakit gonore ini. Nah, gejala penyakit gonore pada pria berbeda dengan gejala pada wanita. Kayak gimana tuh?
Pria mungkin nggak mengalami gejala penyakit gonore selama beberapa minggu, atau bahkan tanpa gejala sama sekali.
Biasanya, infeksi mulai menunjukkan gejala seminggu setelah penularannya. Gejala pertama penyakt gonore yang terlihat pada pria adalah sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil. Seiring perkembangannya, gejala mungkin diantaranya:
Dan infeksi baketri penyebab penyakit gonore ini tetap ada dalam tubuh selama beberapa minggu walaupun gejala udah diobati. Meski jarang terjadi, gonore dapat terus menyebabkan kerusakan pada tubuh, khususnya uretra dan testis. Nyeri juga dapat menyebar ke rektum .
Banyak wanita yag nggak mengalami gejala penyakin gonore dengan jelas. Kalaupun terlihat, biasanya cenderung ringan dan mirip dengan infeksi lainnya, makanya jadi dulit buat teridentifikasi.
Gejala penyakit gonore pada wanita meliputi:
Nah, karena ciri-ciri penyakit gonore ini sering mirip dengan penyakit lain, maka ada berbagai cara untuk mendeteksinya.
Biasanya dilakukan dengan mengambil sampel cairan dari area simptomatik dengan kapas, dan menempatkannya di kaca slide untuk identifikasi di laboratorium. Trus metode lainnya untuk melihat keberdaaan penyakit gonore yaitu dengan inkubasi untuk melihat kondisi dan pertumbuhan bakteri.
Dan tahu nggak sih kalau sebenarnya wanita lebih rentan terkena komplikasi penyait gonore yang nggak diobati.
Infeksi gonore yang tidak diobati pada wanita dapat naik ke saluran reproduksi wanita dan melibatkan rahim, saluran tuba, dan ovarium. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit radang panggul (PID) dan dapat menyebabkan nyeri parah dan kronis serta merusak organ reproduksi wanita.
Nggak cuman itu aja, menurut healthline.com, wanita juga dapat mengalami penyumbatan atau jaringan parut pada tuba falopi, yang dapat mencegah kehamilan di masa depan atau menyebabkan kehamilan ektopik. Apa itu? Yaitu kehamilan di luar rahim.
Tapi pria jua bisa mengakami infeksi penyait gonore dengan jaringan parut pada uretra. Pria juga dapat mengalami abses yang menyakitkan di bagian dalam penis. Infeksi dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan atau sterilitas .
Ketika infeksi penyakit gonore menyebar ke aliran darah, baik pria maupun wanita dapat mengalami radang sendi, kerusakan katup jantung, atau radang selaput otak atau sumsum tulang belakang. Ini adalah kondisi yang jarang namun serius. Lho, kok parah ya?
Antibiotik modern bisa menyembuhkan sebagian besar penyakit gonore. Nah, bisa aja akan ada orang yang terkena penyakit gonore ini merasa malu untuk melakukan pengobatan di layanan kesehatan dan pengen mencari pengobatan rumahan.
Sayangnya, nggak ada pengobatan rumah untuk penyakit gonore ini.
Penyakit gonore biasanya disembuhkan dengan suntikan antibiotik Ceftriaxone atau satu dosis Azithromycin. Pemberian ini harus dilakukan oleh tenaga medis. Selain itu, undang-undang juga mengharuskan petugas medis buat melaporkan adanya infeksi penyakit gonore ini ke departemen kesehatan.
Nantinya, mereka bakalan melakukan identifikasi, menghubungi dan menguji dan mengobati penderita dan pasangan seksual penderita untuk membantu mencegah penyebaran infeksi.
Bakteri N. gonorrhoeae bertanggung jawab atas infeksi penyakit gonore ini. Bakteri ini tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembab. Akibatnya, infeksi dapat mempengaruhi salah satu selaput lendir, termasuk di daerah genital, mulut, tenggorokan, mata, dan dubur.
Seseorang bisa menularkan infeksi peyakit gonore dengan kontak seksual yang melibatkan penis, vagina, anusa, atau mulut. Dan bahkan, laki-laki ngak perlu ejakulasi buat menularkan penyakit gonore ini ke pasangannya.
Wanita hamil juga bisa menularkan penyakit gonore ke bayi yang dikandungnya. Jadi, penting untuk ngasih tau ke dokter kalau seorang ibu hamil sedang mengidapnya, biar si bayi mendapatkan antibiotik segera setelah lahir.
Infeksi penyakit gonore ini juga bisa membuat bayi mengalami konjungtivitis. Gejala biasanya muncul 2-4 hari setelah lahir dan termasuk mata merah, nanah tebal di mata, dan kelopak mata bengkak.
Siapa pun yang memperhatikan gejala-gejala ini pada bayi baru lahir harus segera mencari perawatan medis karena mereka juga dapat menjadi tanda kondisi yang lebih serius, seperti meningitis atau bakteremia.
Cara paling aman untuk mencegah terjadinya penyakit gonore ini yaitu dengan menerapkan hubungan seksual yang aman. Apa itu? Yaitu melakukan hubungan seksual dengan kondom, dan monogami yaitu tidak berganti-ganti pasangan.
Risiko terbesar penyakit gonore bisa saja dialami oleh orang dengan kriteria:
Jadi, kalau kamu merasakan gejala penyakit gonore ini dan merasa punya salah satu faktor risikonya, better segera melakukan pemeriksaan diri deh, dan selanjutnya mulai melakukan hubungan seksual yang aman.