Mengenal Penyakit Tetanus, Ciri-Ciri dan Penyebabnya

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Rabu, 8 April 2020 16:47
Mengenal Penyakit Tetanus, Ciri-Ciri dan Penyebabnya
Apakah setiap kita terkena paku yang berkarat, akan bisa terkena penyakit tetanus?


Kamu mungkin pernah mendengar cerita di mana seseorang yang terkena paku yang berkarat, lalu nggak lama meninggal karena terinfeksi penyakit tetanus? Yup, ini memang sangat mungkin terjadi, meski nggak selalu begitu.

Penyakit tenanus merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh spora bakteri Clostridium tetani. Spora ini ada di mana-mana di lingkungan, terutama di tanah, abu, saluran usus / tinja hewan dan manusia. Nah, spora juga ada di alat berkarat misalnya paku, jarum, kawat berduri, dll.

Nggak kayak virus yang bisa mati karena tetanus ini kondisi tertentu, spora penyakit tahan terhadap panas dan sebagian besar antiseptik. Nggak heran makanya spora ini bisa bertahan selama bertahun-tahun.

Siapa aja bisa terkena penyakit tetanus, tapi penyakit ini sangat umum dan serius pada bayi yang baru lahir dan wanita hamil yang belum diimunisasi. Tetanus selama kehamilan atau dalam 6 minggu terakhir kehamilan disebut "maternal tetanus", dan tetanus dalam 28 hari pertama kehidupan disebut "neonatal tetanus".

 

1 dari 3 halaman

Penyakit Tetanus Adalah

Ilustrasi Penyakit Tetanus

Penyakit tetanus ini merupakan masalah kesehatan yang penting bagi banyak bagian dunia, tetapi terutama terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah di mana cakupan imunisasi rendah dan masih banyak praktek melahirkan yang nggak bersih dan aman.

Lho, memangnya lahiran pake paku?

Engga, gini lhoo. Penyakit tetanus bisa menimpa saat proses persalinan karena penggunaan instrumen non-steril yang digunakan untuk memotong tali pusar. Atau, penggunaan bahan yang terkontaminasi untuk menutupi tunggul pusar.

Penyakit tetanus juga bsia terjaid saat orang yang memabntu perssalinan nggak cukup menajga kebersihan, atau dilakukan di permukaan benda yang terkontaminasi spora ini.

di tahun 2015, sekitar 34 ribu bayi baru lahir meninggal karena penyakit tetanus neonatal. Angka ini menurun banget sampai 96 persen dibanding tahun 1988 saat diperkirakan ada 787 ribu bayi terkena tetanus. Namun, ada peningkatan risiko tetanus pada pria remaja dan dewasa yang menjalani sunat karena imunitas yang memudar dan kesempatan terbatas untuk menerima dosis booster pada pria di banyak negara.

Infeksi penyakit tetanus bisa mengancam jiwa kalau nggak dengan pengobatan. Sekitar 10 sampai 20 persen bisa berakibat fatal.

Tetanus adalah darurat medis yang memerlukan perawatan segera di rumah sakit. Untungnya, tetanus dapat dicegah melalui penggunaan vaksin . Namun, vaksin ini tidak bertahan selamanya. Seseorang kudu vaksin tetanus tiap 10 tahun untuk booster kekebalan.

2 dari 3 halaman

Ciri-Ciri Penyakit Tetanus

Ilustrasi Penyakit Tetanus

Masa inkubasi penyakit tetanus berlangsung antara 3 sampai 21 hari setelah terinfeksi. Tapi sebagian besar gejala akan nampak setelah 14 hari.

Gejala penyakit tetanus yang muncul termasuk diantaranya:

  • Kram rahang dan ketidakmampuan untuk membuka mulut
  • Kejang otot yang sering terjadi di punggung, perut, dan ekstremitas
  • Kejang otot mendadak yang menyakitkan seringkali dipicu oleh suara yang tiba-tiba
  • Kesulitan menelan
  • Kejang
  • Sakit kepala
  • Demam dan berkeringat
  • Perubahan tekanan darah atau detak jantung yang cepat.

Untuk penyakit tetanus neonatal, gejalanya meliputi kejang otot, yang didahului oleh ketidakmampuan bayi untuk menyusu, dan menangis berlebihan.

Nggak perlu pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit tetanus neonatal ini. Definisi WHO untuk kasus ini yaitu merujuk pada bayi yang sebelumnya bisa menyusui dan menangis secara normal selama 2 hari pertama kehidupan, tapi kemudian jadi nggak bisa menyusu di hari ke - 3 sampai ke 28, trus mengalami kaku dan kejang.

Sedangkan WHO mendefinisikan penyakit tetanus non-neonatal saat penderitanya mengalami kekauan otot yang berkelanjutan, di mana orang itu tampak menyeringai, atau kontraksi otot yang menyakitkan.

Definisi ini membutuhkan riwayat di mana penderita punya riwayat cedera atau luka, tapi juga dapat terjadi pada pasien yang tidak dapat mengingat luka atau cedera tertentu.

3 dari 3 halaman

Penyebab Penyakit Tetanus

Ilustrasi Tumbuhan Paku

Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Spora bakteri dapat ditemukan dalam debu, kotoran, dan kotoran binatang.

Eh, apa sih spora itu? Yaitu Spora adalah benda reproduksi kecil yang diproduksi oleh organisme tertentu. Mereka sering tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras, seperti panas tinggi.

Seseorang bisa terinfeksi saat spora ini masuk ke aliran darah melalui luka atau luka yang dalam. Bakteri spora kemudian menyebar ke sistem saraf pusat dan menghasilkan racun yang disebut tetanospasmin.

Nah, racun ini adalah racun yang menghalangi sinyal saraf dari sumsum tulang belakang ke otot. Akibatnya terjadilah kejang otot yang parah.

Infeksi tetanus sering kali dikaitkan dengan:

  • Cedera
  • Cedera karena benda mati
  • Terbakar
  • Luka tusukan akibat tindikan, tato, penggunaan narkoba suntikan, atau cedera (seperti menginjak kuku)
  • Luka yang terkontaminasi dengan kotoran, tinja, atau air liur

Syukurnya infeksi penyakit tetanus nggak menular dari orang ke orang. Infeksi ini terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih umum di daerah beriklim panas dan lembab dengan tanah yang subur. Penyakit tetanus juga lebih umum di daerah padat penduduk.

Apakah penyakit tetanus bisa diobati?

Pengobatan tergantung pada keparahan gejala. Tetanus biasanya diobati dengan berbagai terapi dan obat-obatan, seperti:

  • Antibiotik seperti penisilin untuk membunuh bakteri
  • Tetanus imun globulin (TIG) untuk menetralisir racun yang telah diciptakan bakteri dalam tubuh
  • Relaksan otot untuk mengontrol kejang otot
  • Vaksin tetanus yang diberikan bersamaan dengan perawatan
  • Membersihkan luka untuk menyingkirkan sumber bakteri

Dalam beberapa kasus, prosedur pembedahan yang disebut debridement digunakan untuk mengangkat jaringan yang mati atau terinfeksi.

Dan ya, penyakit tetanus ini bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi. Di Indonesia, vaksin tetanus atau yang disebut dengan vaksin TT. Lima dosis diberikan saat anak-anak, semenara dosis keenam diberikan saat udah remaja. Nah setiap 10 tahun seharusnya sih seseorang kudu suntuk vaksin lagi untuk booster kekebalan terhadap penyakit tetanus ini.

Setelah pemberian tiga dosis, sebenarnya seseorang udah hampir mendapatkan kekebalan awwal. Bagi mereka yang tidak ingat kapan terakhir mendapatkan imunisasi, sebaiknya mereka memperoleh suntikan penguat dalam waktu 48 jam setelah terjadinya luka.

Nah, itulah mengapa penting banget untuk kita selalu meng-update vaksin yang disuntikkan ke tubuh kita. Masak cuman gadget aja yang dupdate?

Beri Komentar