© Bicycling.com
Air fryer jadi salah satu perabot dapur yang cukup viral belakangan ini. Berkat media sosial, penggunaan air fryer untuk mengolah makanan jadi umum diterapkan oleh banyak orang.
Air fryer dianggap sebagai jawaban untuk kita yang doyan menyantap makanan yang digoreng namun khawatir dengan dampak buruknya untuk kesehatan. Penggunaan minyak yang jauh lebih sedikit memunculkan anggapan bahwa air fryer dapat menciptakan gorengan yang lebih ramah untuk tubuh.
Namun apa benar demikian? Apakah air fryer memang dapat menyulap gorengan jadi santapan yang lebih sehat?
Air fryer merupakan alat yang bisa digunakan untuk menggoreng, memanaskan, memanggang, dan membakar makanan. Alat ini kerap muncul dalam berbagai video di media sosial dengan keunggulannya sebagai alat pengolah makanan serba guna.
Pada dasarnya, air fryer punya cara kerja yang berbeda dengan menggoreng seperti biasa. Saat menggunakan air fryer, makanan akan matang dengan bantuan dari udara panas di sekitar makanan yang dihasilkan dari listrik.
Saat mengolah makanan dengan air fryer, kita hanya memerlukan satu sampai dua senduk makan minyak untuk membuat makanan matang. Hasilnya pun akan sangat mirip dengan warna dan rasa makanan yang diolah dengan cara digoreng.
Sedikitnya penggunaan minyak adalah poin penting yang membuat air fryer dianggap dapat membuat olahan makanan jadi lebih sehat. Produk ini memang dapat mengurangi lemak dari gorengan hingga sebanyak 70-80 persen.
Pengolahan yang minim minyak juga dapat memperkecil munculnya risiko lemak trans dan zat berbahaya lain untuk berada di dalam tubuh. Kandungan tersebut biasanya akan muncul saat makanan diolah dengan cara deep fried yang menggunakan banyak minyak.
Menggoreng makanan juga dapat memicu munculnya senyawa akrilamida yang berbahaya jika dikonsumsi tubuh. Pada sebuah studi, seperti dikutip dari laman Halodoc, kandungan akrilamida dari gorengan air fryer disebut lebih rendah 90 persen dibanding gorengan biasa. Fakta-fakta ini lah yang membuat air fryer disebut lebih sehat dibanding menggoreng seperti biasa.
Walau menggunakan air fryer lebih praktis dan cenderung menekan berbagai risiko kesehatan, namun perlu diingat bahwa menggunakannya secara terus menerus juga tidak sepenuhnya disarankan.
Pasalnya, walaupun air fryer dapat mengurangi produksi akrilamida, namun ada kemungkinan munculnya senyawa lain yang tetap berisiko untuk kesehatan. Beberapa di antaranya adlaah amina heterosiklik dan hidrokarbon polisiklik aromatik yang muncul dari olahan daging dengan suhuh tinggi.
Hingga saat ini, riset terkait dampak-dampak penggunaan air fryer masih terus dilakukan. Alat yang relatif baru membuat peneliti masih perlu waktu untuk bisa memastikannya. Yang pasti, gunakan air fryer secukupnya dan tetap waspada dengan cara mengolahnya ya!