© Shutterstock.com/Kateryna Kon
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Beberapa waktu lalu, penyanyi Glenn Fredly meninggal akibat penyakit radang selaput otak atau meningitis. Sayangnya saat ini masih belum banyak yang menyadari bahaya penyakit tersebut.
Menurut Dr. Istiana Sari, Sp.S, dokter Spesialis Saraf Primaya Hospital Bekasi Utara mengatakan bahwa meningitis adalah penyakit yang sangat menular.
Sehingga meningitis adalah penyakit yang bisa terjadi pada setiap usia, terlebih lagi menyerang orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti anak-anak, orang tua, dan penderita HIV/AIDS.
Nah, supaya kamu lebih paham tentang penyakit meningitis, langsung saja simak ulasan berikut ini.
Meningitis adalah sebuah kondisi ketika selaput (meninges) yang mengelilingi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang mengalami peradangan.
Melansir dari laman Mayo Clinic, gejala meningitis adalah mirip dengan flu (influenza), namun penyakit meningitis tetap harus diwaspadai, sebab juga dapat menimbulkan kejang dan kaku pada leher. Bahkan, pada bayi di bawah usia 2 tahun, meningitis umumnya ditandai dengan memunculkan benjolan di kepala.
Sedangkan, untuk penyebab meningitis adalah dapat dikelompokkan berdasarkan penyebabnya, dalam beberapa jenis di bawah ini:
- Meningitis Virus, kondisi yang lebih umum dibandingkan daripada yang disebabkan oleh bakteri.
- Meningitis Bakteri, meningitis atau radang selaput otak karena bakteri muncul saat bakteri masuk melalui aliran darah di sinus, telinga, atau tenggorokan. Bahkan, meningitis jenis ini dapat menular melalui ciuman.
- Meningitis Jamur, penyakit ini lebih jarang terjadi dibandingkan yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Sebab orang yang sehat sangat jarang terkena kondisi ini.
- Meningitis Parasit, meningitis jenis ini lebih langka dari meningitis virus atau bakteri. Sebab kondisi ini disebabkan oleh parasit yang ditemukan dalam tanah, beberapa hewan, dan makanan.
Sehingga untuk pengobatan meningitis adalah tergantung pada penyebabnya. Namun, penyakit meningitis bisa dicegah dengan gaya hidup sehat seta melakukan vaksinasi (termasuk vaksin PCV) sesuai anjuran dokter.
Meningitis (TB) tuberkulosis adalah proses inflamasi di meningens (selaput pembungkus otak dan sumsum tulang), akibat dari infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Melansir dari laman honestdocs.id, meningitis tuberkulosis terjadi pada satu dari setiap 300 pada anak yang tidak diobati atau sekitar 0.3%. Sehingga kondisi ini dapat menyerang semua usia, namun insidens tertinggi terjadi pada usia 6 bulan-5 tahun.
Sedangkan, gejala meningitis tuberkulosis dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya adalah:
Tahapan ini berlangsung selama 1-3 minggu dengan gejala yang tidak tentu, sehingga gejala umum yang dialami berupa demam, lemas, anoreksia, nyeri perut, sakit kepala, mual muntah, konstipasi, gangguan tidur.
Gejala yang dapat timbul berupa rasa kaku, sakit kepala, muntah, penurunan kesadaran, hidrosefalus, kelumpuhan saraf kranial dan papilledema (pembengkakan syaraf mata) ringan.
Tahapan ini berlangsung cepat selama 2-3 minggu. Gejala yang dapat dialami adalah penurunan kesadaran, koma, kelumpuhan anggota gerak (hemiplegia), pupil yang melebar hingga dapat mengakibatkan kematian.
Sehingga untuk pengobatan meningitis tuberkulosis memerlukan terapi selama 12 bulan dan pengobatan seperti fase intensif, fase lanjutan, serta dosis obay antituberkulosis yang dianjurkan oleh dokter.
Meningitis adalah penyakit yang menyerang pada membran yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang, yang secara kesatuan disebut meningen.
Selain itu, radang ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan walaupun jarang dapat disebabkan oleh obat tertentu. Oleh sebab itu penyebab utama meningitis adalah disebabkan infeksi bakteri atau virus yang dimulai dari bagian lain pada tubuh, seperti telinga, sinus, dan tenggorokan.
Untuk gejala umum dari meningitis adalah sakit kepala dan leher kaku disertai oleh demam, kebingungan atau perubahan kesadaran, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya (fotofobia) atau suara keras (fonofobia).
Sedangkan pada anak-anak biasanya hanya menunjukkan gejala nonspesifik, seperti lekas marah dan mengantuk.
Jadi, meningitis adalah infeksi selaput otak disertai radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak dan sumsum tulang belakang.
