©healthline.com
Kesehatan mental emang jadi salah satu permasalahan utama bagi generasi milenial, x, y hingga z.
Menurut suatu penelitian yanng dilakukan APA (2018), hanya 45% dari gen z yang memiliki kesehatan mental yang normal, 56% untuk Milenials dan 51% untuk Gen X.
Sedangakan pada generasi dan baby boomer terdapat 70%-an populasi yang memiliki kesehatan mental.
Hal menunjukkan jika banyak dari kita yang membutuhkan terapi. Tapi tentu aja, banyak alasan untuk nggak melakukannya, entah itu karena lokasi, rasa malu, takut atau kendala biaya.
View this post on Instagram
Beberapa waktu lalu kita sempat dihebohkan dengan salah seorang akun instagram yang mengaku sebagai seorang psikolog. Karena meyakinkan akhirnya banyak orang yang mempercayainya, namun baru akhir ini diketahui jika ia adalah psikolog gadungan. Hal ini tentu cukup membuat kita mempertanyakan keefektifan dari terapi online.
Padahal dalam penelitian yang dilakukan World Journal of Psychiatry, pasien yang melakukan treatment terapi melalui online melaporkan jika mereka memiliki tingkat kepuasan yang tinggi.
Para peneliti menemukan bahwa CBT online yang dikombinasikan dengan perawatan klinis efektif dalam pengobatan depresi, kecemasan, dan tekanan emosional terkait penyakit. Dalam beberapa kasus, hasilnya menunjukkan bahwa beberapa pasien benar-benar memiliki hasil yang lebih baik dengan pengobatan online dibandingkan dengan mereka yang memiliki CBT pribadi.
Terapi kognitif-perilaku adalah salah satu bentuk perawatan yang paling banyak dipelajari dan telah terbukti efektif dalam pengobatan berbagai kondisi mental termasuk depresi, kecemasan, PTSD, gangguan makan, dan penyalahgunaan zat. CBT berfungsi untuk membantu orang mengidentifikasi dan mengubah pikiran dan perilaku negatif.
Layanan terapi online ini memang tidak cocok untuk setiap orang. Karena beberapa orang enderung lebih merasa yakin ketika terapi tatap muka secara langsung.
Jadi, jika kamu bukan tipe orang yang seperti itu. Maka nggak ada salahnya mencoba terapi secara online.
Sebelum memutuskan untuk melakukan terapi online, jangan lupa untuk memikirkan kerahasiaan, masalah etika dan hukum, serta kualifikasi terapis online.