©medicalnewstoday.com
Kata narsis awalnya berasal dari salah seorang dewa dari mitologi Yunani, yaitu Narcissus. Dalam mitologi ini, Narcissus melihat dirinya sendiri di pantulan air, dan ia jatuh cinta pada dirinya sendiri.
Perasaan mencintai diri sendiri merupakan sesuatu yang positif dan perlu dimiliki semua orang. Namun bagaimana ketika seseorang memiliki perasaan ini dengan berlebihan?
Dilansir dari medicalnewstoday.com (02/01), Orang yang mengalami gangguan narsistik memiliki emosi yang tidak stabil dan menggambarkan dirinya sebagai sesuatu yang luar biasa.
Seorang narsistik akan mencintai dan mengagumi dirinya, selain itu dia akan merasa jika dirinya penting dan superior. Menunjukkan apa kesuksesan dan pencapaiannya, namun hal ini justru menjadi indikator kurang kepercayaan diri yang dimiliki.
Berikut ini adalah ciri paling umum yang ditemukan pada orang dengan gangguan narsistik (NPD):
- Perasaan cemburu yang ekstrem, sensitivitas ekstrem dan kecenderungan untuk mudah terluka dan merasa ditolak dengan sedikit provokasi
- Suatu harapan akan perlakuan khusus
- Keyakinan bahwa hanya orang-orang tertentu yang dapat memahami keunikan mereka
- Menanggapi kritik dengan kemarahan, penghinaan, dan rasa malu.
- Memimpikan kecerdasan, kesuksesan, kekuatan, dan penampilan mereka sendiri
- Kemampuan untuk memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan, tanpa penyesalan atau hati nurani
- Kurangnya empati, atau kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, dan kecenderungan untuk mengabaikan perasaan orang lain
- Kesulitan menjaga hubungan yang sehat
- Kecenderungan untuk menganggap diri mereka terampil dalam percintaan.
-Mencari pujian dan dukungan positif dari orang lain
-Berekspektasi jika orang lain akan setuju dengan mereka dan mengikuti apa yang mereka inginkan
-Prestasi, bakat, dan kepentingan diri yang dilebih-lebihkan.
Itu dia ciri-ciri dari seseorang yang memiliki gangguan narsistik. Gangguan ini dapat disembuhkan dengan konseling ke dokter.