© 2020 Https://www.betterhomesandgardens.com
Pertanyaan ini muncul seiring dengan banyaknya orang yang terlihat turut menggunakan kacamata, selain menggunakan masker.
Nah, ada baiknya kita ketahui pendapat dari para ahli tentang fenomena ini yuk!
Para peneliti di China membuat analisis data rumah sakit yang menampung pasien Covid-19, dan mereka menemukan tren yang aneh. Bahwa, ternyata sedikit sekali pasien yang menggunakan kaca mata secara teratur.
Di salah satu rumah sakit di Suizhou, China, dari 276 pasien yang dirawat selama 47 hari, hanya 16 pasien yang menggunakan kaca mata, itupun karena mereka memang mengindap miopia atau rabun jauh.
Jumlah itu malah kurang dari 6% pasien. Pun populasi umum warga China lebih tinggi mengidap rabun jauh daripada para pasien di bangsal Covid-19. Jadi, apakah menggunakan kacamata punya pengaruh terhadap perlindungan diri dari Covid-19?
Melansir dari Channel News Asia, seorang peneliti atas fenomena ini memberikan jawabannya.
" Mengenakan kacamata adalah hal yang umum di antara orang China dari segala usia,"
" Namun, sejak wabah Covid-19 di Wuhan pada Desember 2019, kami mengamati bahwa hanya sedikit pasien berkacamata yang dirawat di bangsal rumah sakit."
" Pengamatan itu bisa menjadi bukti awal bahwa pemakai kacamata sehari-hari kurang rentan terhadap COVID-19" , para penulis berspekulasi.
Namun, menggunakan kacamata bisa jadi akan jadi penghalang parsial, seperti dapat melindungi mata dari percikan batuk atau bersin. Penjelasan lain pun menemukan bahwa orang yang menggunakan kacamata cenderung tidak menggosok mata mereka dengan tangan yang mungkin terkontaminasi.
Petugas kesehatan pun memang mengenakan peralatan pelindung pada mata mereka untuk melindungi mereka dari tetesan yang dapat berpindah dari batuk dan bersin, serta partikel aerosol yang terbentuk saat pasien menjalani prosedur medis, seperti intubasi.
Tetapi, peneliti juga mengatakan, jika seorang sudah menggunakan masker dan menjaga jarak fisik di ruang publik, penggunaan kacamata tak diperlukan. Para ahli tetap menekankan bahwa terlalu dini untuk menari kesimpulan dari sebuah penelitian atau rekomendasi agar orang mulai memakai pelindung mata selain masker mereka.
Karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk melihat apakah tren tersebut berlaku pada populasi penelitian lain, kata Dr Thomas Steinemann, juru bicara American Academy of Ophthalmology dan profesor oftalmologi di MetroHealth Medical Center di Cleveland.
“ Saya pikir itu provokatif, dan itu sangat menarik,” kata Dr. Steinemann.