Pemerintah India Lakukan Penyelidikan Sirup Batuk yang Menyebabkan 66 Anak Meninggal

Reporter : Riza Umami
Sabtu, 8 Oktober 2022 12:55
Pemerintah India Lakukan Penyelidikan Sirup Batuk yang Menyebabkan 66 Anak Meninggal
Obat batuk ini disebut menyebabkan anak-anak meninggal di India.

Kabar duka datang dari India di mana diketahui 66 anak meninggal dunia di Gambia. Pemerintah kemudian memerintahkan untuk dilakuka penyelidikan terhadap 4 sirup batuk yang dikaitkan dengan kematian anak-anak tersebut.

Diketahui dari keterangan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), 66 anak ini meninggal dunia akibat masalah ginjal. Ternyata, sirup batuk buatan Maiden Pharmaceuticals itu mengandung kadar zat toksin atau beracun yang tak bisa diterima oleh tubuh.

1 dari 4 halaman

Kemudian, WHO pun meminta regulator obat-obatan di seluruh dunia untuk menghentikan penjualan dari obat batuk tersebut. Sedangkan produsen sirup ini yaitu Maiden Pharmaceuticals belum menanggapi kasus ini.

Pemerintah India memberikan keterangan yang dikutip dari BBC (7/10), regulator pengawas obat-obatan nasional pun sudah mulai melakukan penyelidikan akan hal ini usai dihubungi WHO pada tanggal 29 September kemarin.

2 dari 4 halaman

Obat Batuk Sebabkan Kematian Anak

Dilansir dari laman merdeka.com (7/10), regulator di India pun meminta pada WHO untuk membagikan hasil temuannya perihal keterkaitan obat batuk tersebut dengan kematian anak-anak di sana.

3 dari 4 halaman

WHO kemudian mengumumkan temuannya usai menguji 4 sampel sirup batuk yang dikaitkan dengan kematian anak-anak tersebut. 4 sirup batuk tersebut adalah Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.

Dari hasil temuan ini diketahui bahwa 4 sirup itu mengandung dietilen glikol dan etilen glikol dalam kadar yang tak bisa diterima tubuh. Hal ini yang kemudian menyebabkan kandungan itu menjadi racun dalam tubuh manusia dan dapat menyebabkan kematian saat dikonsumsi.

4 dari 4 halaman

Sejauh ini WHO mengatakan bahwa 4 obat batuk tersebut hanya ditemukan di Gambia saja, tetapi ada kemungkinan sudah didistribusikan ke negara lainnya. Namun, pemerintah India mengatakan bahwa obat itu cuma diekspor ke Gambia. Wah, ngeri banget kalau obat berbahaya seperti itu dikonsumsi oleh anak. Gimana pendapat Diazens?

Beri Komentar