© Drbilllatouratty.com
Asam urat alias gout yang menyebabkan rasa nyeri pada sendi dibarengi dengan pembengkakan sendi pada dasarnya disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah.
Normalnya, asam urat ikut larut dalam darah dan terbuang saat buang air kecil. Sayangnya, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami kelebihan kadar asam urat saat pembuangan urine. Salah satu yang paling berisiko adalah penderita diabetes.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebenarnya, apa kaitan antara diabetes dan masalah asam urat?
Orang yang mengidap penyakit diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hiperurisemia, dan orang dengan kondisi asam urat akan lebih berisiko untuk mengalami diabetes.
Tetapi tidak semua orang dengan hiperurisemia akan mengalami asam urat, namun risikonya akan lebih tinggi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat.
Jika seseorang menderita asam urat, dapat dipastikan hal itu bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Menurut Arthritis Foundation yang dikutip dari laman medicalnewstoday.com pada Senin, (17/7/2023), wanita yang menderita asam urat 71% lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 dibandingkan wanita tanpa asam urat.
Dalam penelitian serupa, pria dengan gout 22% dinyatakan lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan pria tanpa asam urat.
Hal ini terjadi karena peningkatan produksi asam urat akibat asam urat dapat memperburuk resistensi insulin. Resistensi insulin inilah yang kemudian menyebabkan kadar glukosa darah seseorang meningkat dan meningkatkan risiko terkena diabetes.
Dari penelitian yang sama, ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa penderita diabetes memiliki peningkatan risiko terkena asam urat.
Namun tidak semua penderita diabetes. Melainkan orang dengan diabetes tipe 2 yang lebih sering mengalami hiperurisemia, yakni penyebab utama asam urat.
Selain itu, asam urat dan diabetes juga terjadi karena sejumlah faktor risiko, seperti:
- mengalami obesitas
- makan makanan yang tinggi fruktosa
- dan mengonsumsi alkohol