 
    © Shutterstock.com/FREEPIK2
Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh. Sehingga akibat dari hipertensi adalah bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Biasanya yang sering mengalami penyakit hipertensi adalah seseorang yang memasuki usia 40tahunan. Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda atau gejala tertentu. Bahkan beberapa orang tidak merasakan adanya masalah hingga tekanan darah mencapai tingkat yang sangat tinggi.
Pada sebagian orang lainnya, kondisi ini dapat menyebabkan sakit kepala, sesak napas atau mimisan. Namun tanda atau gejala tersebut tidak spesifik dan biasanya tidak terjadi sampai tekanan darah tinggi mencapai tahap yang lebih serius.
Nah, berbicara mengenai hipertensi tentu tak lepas dari jenis-jenisnya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai macam-macamnya, langsung saja simak ulasan berikut ini.
 Hipertensi adalah © shutterstock.com/Bandy
Hipertensi adalah © shutterstock.com/Bandy
Hipertensi esensial adalah jenis tekanan darah tinggi yang tidak memiliki penyebab pasti (idiopatik). Kondisi ini merupakan jenis hipertensi yang paling umum terjadi, dan hampir semua penderita hipertensi adalah tergolong dalam jenis ini lho.
Meski tidak diketahui penyebabnya, namun ada beberapa kondisi yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertensi esensial, mulai dari faktor keturunan hingga pola hidup.
Kebanyakan penderita hipertensi esensial adalah tidak mengalami tanda-tanda dan gejala tertentu. Biasanya, mereka baru menyadari adanya peningkatan tekanan darah saat sedang melakukan pemeriksaan penyakit atau kondisi kesehatan lain yang dirasakannya.
 Hipertensi adalah © shutterstock.com/Sergei Domashenko
Hipertensi adalah © shutterstock.com/Sergei Domashenko
Hipertensi emergensi adalah kondisi di mana tekanan darah melonjak terlalu tinggi dan terjadi secara tiba-tiba. Kondisi darurat penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan organ dan bahkan kematian.
Sehingga, seseorang yang mengalami hipertensi emergensi adalah harus memerlukan penanggulangan secepatnya, yakni penurunan tekanan darah dalam hitungan menit atau jam.
Sebab, hipertensi emergensi adalah salah satu penyakit yang tidak terkontrol, atau saat penderita tidak minum obatnya. Juga bisa karena kebiasaan pasien yang menggunakan obat bebas, yang dapat memperparah tekanan darah tingginya.
Biasanya, penyakit ini ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik lebih dari 120 mmHg. Lonjakan ini umumnya disertai dengan kerusakan berat pada organ tubuh.
 Hipertensi adalah © shutterstock.com/Near D Krasaesom
Hipertensi adalah © shutterstock.com/Near D Krasaesom
Hipertensi pulmonal adalah salah satu jenis tekanan darah tinggi yang spesifik mengenai pembuluh darah arteri di paru-paru dan sisi kanan jantung. Terjadinya hipertensi pulmolam adalah saat arteri kecil pada paru-paru yang disebut arteriol pulmonal dan pembuluh kapilernya meyempit, tersumbat, atau pun rusak.
Gejala dari hipertensi pulmonal adalah mirip dengan gangguan jantung atau paru-paru yang lain, maka diagnosis biasanya baru bisa ditetapkan setelah pasien melalui pemeriksaan jantung atau paru-paru dengan melakukan pemindaian jantung, paru-paru, serta tes darah.
Bahkan, hipertensi pulmonal adalah penyakit yang belum dapat disembuhkan, sehingga pengobatan akan lebih difokuskan untuk meredakan gejala atau memperlambat perkembangan penyakit.
Jika tidak segera ditangani, seseorang yang mengalami penyakit ini dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat fatal. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan penanganan sedini mungkin agar tidak terjadi komplikasi.
 Hipertensi adalah © shutterstock.com/Liya Graphics
Hipertensi adalah © shutterstock.com/Liya Graphics
Hipertensi portal adalah lebih berkaitan dengan tempat utama terjadinya resistensi darah portal. Penyakit ini terjadi bila darah tidak bisa mengalir dengan baik di area hati, dan terdapat tekanan lebih pada pembuluh vena porta yang langsung menuju organ ini.
Sehingga, terdapat sejumlah faktor yang bisa memicu kondisi ini. Contohnya, sirosis atau terbentuknya jaringan parut di hati. Nah, sirosis sendiri bisa disebabkan oleh hepatitis, konsumsi alkohol, timbunan lemak di hati, ataupun gangguan saluran empedu. Namun yang perlu diingat, umumnya penyakit ini disebabkan oleh hepatitis B dan C. Lalu apa hubungannya varises esofagus dan hipertensi portal?
Varises esofagus ini merupakan pembesaran abnormal pada vena yang terletak dalam esofagus atau kerongkongan. Nah, terjadinya hipertensi portal adalah disaat kondisi meningkatnya tekanan didalam vena porta.
Jadi, jika aliran darah ke hati terhambat, maka tekanan darah di vena porta akan meningkat. Hipertensi inilah yang menyebabkan terbendungnya aliran darah sebelum masuk ke vena porta, salah satunya di esofagus. Kalau sudah begini, maka risiko terserang varises esofagus akan semakin tinggi.
Nah, inti dari penyakit hipertensi adalah penyakit yang menyerang tubuh manusia kalau tidak menjaga kesehatan dengan baik.

Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia

Profil Fina Phillipe, Sosok Atlet Perempuan yang Mewakili Indonesia di Physical Asia

Katy Perry Resmi Go Public Bareng Justin Trudeau, Rayakan Ulang Tahun di Paris

Kris Dayanti Bawa Pulang Perak dari World Kungfu Championship