© Freepik
Susu UHT (Ultra High Temperature) telah menjadi pilihan populer bagi banyak orang karena kepraktisannya dan ketahanannya yang lama. Tapi, apa sih sebenarnya susu UHT itu?
Susu UHT (Ultra High Temperature) adalah jenis susu yang diproses dengan pemanasan dalam suhu sangat tinggi, sekitar 135-150 derajat Celsius, dalam waktu yang sangat singkat, yaitu sekitar 2-5 detik. Proses ini bertujuan untuk membunuh semua bakteri dan mikroorganisme yang dapat merusak susu, tanpa merusak nutrisi penting yang terkandung di dalamnya.
Setelah proses pemanasan, susu langsung dikemas dalam kondisi steril untuk mencegah kontaminasi. Teknik ini memungkinkan susu UHT dapat disimpan dalam waktu yang lama tanpa perlu didinginkan, selama kemasannya belum dibuka.
© Freepik
Susu UHT memiliki umur simpan yang lebih panjang dibandingkan dengan susu segar. Dalam kondisi kemasan yang belum dibuka, susu UHT dapat bertahan hingga 6-9 bulan tanpa perlu disimpan di dalam lemari pendingin. Hal ini sangat menguntungkan untuk distribusi di daerah-daerah yang sulit dijangkau atau yang tidak memiliki fasilitas pendingin yang memadai.
Susu UHT menawarkan beberapa manfaat, di antaranya:
Praktis dan tahan lama: Susu UHT tidak perlu direbus sebelum diminum dan dapat disimpan dalam suhu ruangan selama berminggu-minggu.
Kaya nutrisi: Susu UHT kaya akan protein, kalsium, vitamin, dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh.
Aman untuk dikonsumsi: Proses UHT membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya, sehingga susu UHT aman dikonsumsi tanpa perlu dikhawatirkan kontaminasi.
Rasa yang lebih enak: Beberapa orang beranggapan bahwa susu UHT memiliki rasa yang lebih enak daripada susu pasteurisasi karena proses UHT tidak mengubah rasa susu secara signifikan.
© Freepik
Meski memiliki banyak manfaat, seperti daya tahan yang lebih lama dan kenyamanan, susu UHT juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan:
Proses pemanasan pada suhu tinggi dapat mengurangi beberapa kandungan nutrisi dalam susu. Misalnya, vitamin B dan C diketahui sensitif terhadap panas dan dapat berkurang selama proses UHT. Meskipun susu UHT tetap kaya akan kalsium dan protein, kehilangan vitamin ini bisa menjadi pertimbangan bagi konsumen yang mengandalkan susu sebagai sumber nutrisi utama.
Pemanasan pada suhu tinggi dapat menyebabkan perubahan rasa dan aroma pada susu. Beberapa konsumen melaporkan bahwa susu UHT memiliki rasa yang berbeda dibandingkan susu segar, seringkali digambarkan sebagai rasa yang sedikit lebih " matang" atau " kental" . Hal ini bisa mempengaruhi preferensi konsumen, terutama bagi mereka yang terbiasa dengan rasa susu segar.
© Freepik
Seperti jenis susu lainnya, susu UHT juga dapat memicu alergi atau intoleransi pada beberapa individu. Alergi susu biasanya disebabkan oleh protein dalam susu, seperti kasein dan whey, yang tetap ada meskipun telah melalui proses UHT. Intoleransi laktosa, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa (gula alami dalam susu), juga dapat terjadi dengan konsumsi susu UHT.
Meskipun proses UHT sangat efektif dalam membunuh mikroorganisme, ada kemungkinan kecil kontaminasi setelah proses pemanasan, terutama jika kemasan tidak steril atau terjadi kesalahan dalam penutupan. Kontaminasi ini bisa menyebabkan susu menjadi tidak aman untuk dikonsumsi.
© Freepik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanasan pada suhu tinggi dapat menyebabkan perubahan struktural pada protein dalam susu. Meskipun belum ada bukti yang cukup kuat mengenai dampak jangka panjang dari perubahan ini pada kesehatan manusia, hal ini tetap menjadi area penelitian yang penting.
Susu UHT adalah pilihan yang praktis dan bergizi bagi orang yang ingin menikmati manfaat susu tanpa perlu repot merebusnya. Namun, perlu diingat bahwa susu UHT memiliki beberapa efek samping, seperti hilangnya beberapa nutrisi dan perubahan rasa dan tekstur. Sebelum memilih susu UHT, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pribadimu.
