© Shutterstock
Vaksinasi belakangan cukup ramai jadi perbincangan. Adanya pandemi Covid-19 yang masih belum kasusnya belum sepenuhnya mereda, membuat pemerintah mengimbau untuk melakukan vaksinasi. Meski awalnya beberapa orang masih ragu, tetapi perlahan tapi pasti kini sudah mulai banyak yang sadar diri akan pentingnya vaksinasi di masa pandemi ini.
Oleh karena vaksinasi yang terjadi saat ini lebih difokuskan ke orang-orang dewasa, pertanyaan pun muncul di benak beberapa orang tua. Kira-kira pentingkah vaksinasi bagi anak-anak?
Sebagian orang mungkin menganggap jika imunisasi ini, sama halnya dengan vaksinasi. Padahal keduanya memiliki makna dan tujuan yang berbeda. Dilansir dari Halodoc.com, vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin dengan cara disuntikan atau diteteskan ke dalam mulut. Tujuannya untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit tertentu.
Sementara imunisasi merupakan proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Imunisasi sendiri terbagi menjadi imunisasi aktif dan pasif. Nah, vaksinasi termasuk dalam imunisasi aktif sebagai upaya untuk memicu tubuh mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu.
Selain imunisasi yang direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia, yaitu imunisasi polio, DPT ulangan MR, Campak, Hepatitis A, influenza, varisela, dan PCV pada anak-anak di usia 12–18 bulan; di Indonesia bayi juga wajib diberikan beberapa vaksin, seperti vaksin hepatitis B, BCG, polio, DTP, dan campak. Masing-masing vaksin ini memiliki manfaat yang berbeda-beda. Seperti apa?
Pertama ada vaksin hepatitis B, yang bisa diberikan setelah bayi lahir. Waktu tersebut dianggap yang paling baik untuk memberikan vaksin ini, tetapi harus dengan syarat dahulu memberikan vitamin K pada si bayai. Manfaatnya untuk mencegah terjadinya pendarahan akibat defisiensi vitamin K. Pemberian vaksin hepatitis B bisa kembali dilakukan saat si bayi berusia satu bulan dan dikisaran usia 3–6 bulan. Adapun efek samping yang akan dirasakan oleh bayi setelah menerima vaksin ini adalah demam dan rasa lelah.
Selanjutnya, ada vaksin BCG untuk bayi. Pemberian vaksin ini bertujuan mencegah terserang penyakit tuberkulosis atau yang dikenal dengan nama TBC. Vaksin BCG hanya boleh diberikan satu kali, ketika anak baru dilahirkan sampai ia berusia dua bulan. Biasanya efek samping yang ditimbulkan dari vaksin ini berupa timbulnya benjolan bekas suntik pada kulit.
Ada pula vaksin polio oral (OPV-0) yang biasanya diberikan saat bayi baru lahir dan saat bayi berusia dua, empat, serta enam bulan. Vaksin ini bisa diberikan lagi saat anak berusia satu setengah tahun dan terakhir di usia lima tahun. Vaksin polio bisa diberikan dalam bentuk OPV melalui mulut atau IPV yang diberikan dengan cara disuntikkan dalam otot. Si kecil yang menerima vaksin ini biasanya akan mengalami efek samping berupa demam dan kehilangan nafsu makan.
Berikutnya adalah vaksin DTP yang merupakan jenis vaksin gabungan dengan kegunaan untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan. Vaksin DTP diberikan dengan ketentuan sebanyak lima kali, yaitu pada usia dua bulan, empat bulan, enam bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Efek samping yang sering dialami si kecil setelah menerima vaksin DPT adalah demam, rasa nyeri, dan mual.
Sesuai namanya, pemberian vaksin ini untuk mencegah terjadinya campak pada buah hati. Biasanya vaksin campak diberikan sebanyak tiga kali, yaitu usia sembilan bulan, dua tahun, dan enam tahun. Adapun efek samping yang ditimbulkan, biasanya berupa demam dan rasa nyeri atau muncul kemerahan pada area yang disuntik.
Secara umum manfaat imunisasi dan vaksin dasar lengkap bagi anak-anak sangat besar, karena mampu melindungi buah hati dari beragam penyakit berbahaya. Hal ini karena, sistem kekebalan tubuhnya akan meningkat setelah menerima imunisasi maupun vaksin-vaksin tersebut. Kabar baiknya, informasi tentang pentingnya vaksinasi bagi anak bisa diketahui lebih lanjut dengan webinar zoom yang diadakan oleh Halodoc.
Mengangkat tema ‘Pentingkah Anak Mendapatkan Vaksinasi?’, webinar ini akan dilangsungkan pada Jumat 13 Agustus 2021 dari jam 11.00 sampai 12.00 WIB. Sejumlah narasumber berkompeten di bidangnya pun akan memberikan penjelasan sesuai tema terkait, sekaligus menjawab pertanyaan para peserta yang ikutan acara ini. Beberapa narasumber yang akan mengisi webinar ini, antara lain Dokter dari Halodoc, yaitu dr Dandung Bawono SpA MSc yang merupakan seorang Dokter Anak, serta Audy Ariesya sebagai Influencer Mom.
Menariknya lagi, peserta yang mendaftar webinar ini berkesempatan untuk bergabung di WAG dan konsultasi langsung dengan Dokter ahli di bidangnya. Makanya, jangan sampai melewatkan kesempatan berharga ini. Daftarkan diri segera untuk mengikuti webinar dari Halodoc ini dengan klik di sini.
Artikel ini telah di-review oleh dr. Rizal Fadli, Dokter Reviewer Content dari Halodoc