©shutterstock.com/Backgroundy
Penyakit endometriosis kerap disalahkan sebagai penyebab ketidaksuburan pada wanita. Ini adalah gangguan di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim, yakni endometrium, tumbuh di luar rongga rahim.
Kalau jaringan seperti endometrium ini akan menebal, rusak, dan berdarah tiap menstruasi, maka berbeda dengan endometriosis ini. Jaringan penyakit endometriosis nggak punya cara keluar dari tubuh, sehingga terperangkap.
Penyakit endometriosis ini bisa menyebabkan nyeri yang parah, dan juga masalah kesuburan. Untungnya, ada perawatan yang bisa dilakukan.
Dilansir dari Healthline, berdasarkan tahapannya, penyakit endometriosis terdiri dari empat tahap atau tipe, yaitu
Ada berbagai faktor yang menentukan pembagiannya. Bisa mencangkup lokasi, jumlah, ukuran, dan kedalaman implan endometrium.
Ada luka kecil atau implan endometrium dangkal di ovarium. Mungkin juga ada peradangan di dalam atau di sekitar rongga panggul
Luka yang ringan dan implan dangkal pada ovarium dan pelvis
Ada implan dalam pada lapisan ovarium dan pelvis. bisa juga muncul banyak luka
Di tahap ini, ada implan dalam pada lapisan pelvis dan ovarium. Kemungkinan juga terdapat lesi pada tuba falopi dan usus.
Bahaya nggak sih penyakit endometrisosis ini?
Masalah kesuburuan adalah komplikasi serius dari endometriosisi. Wanita dengan endometriosis ringan bisa hamil dan melahirkan di umur kehamilan yang tepat. Tapi, menurut Mayo Clinic, sekitar 30 - 40 persen wanita dengan endometriosis mengalami kesulitan hamil.
Ini karena enometriosis dapat menyumbat tabung dan membuat sel telur dan sperma tidak bersatu. Tetapi kondisinya juga bisa mempengaruhi kesuburan dengan cara yang nggak langsung, seperti dengan merusak sperma atau sel telur.
Sedihnya, obat nggak bisa meningkatkan kesuburan karena penyakit endometriosis ini. Tapi beberapa wanita tetep bisa hamil setelah jarngan endometrium diangkat dengan tindakan operasi.
Selain itu, ada juga kemungkinan munculnya kanker ovarium, meski kemungkinannya termasuk rendah.
Hingga kini, masih belum jelas apa yang menjadi penyebab penyakit indometriosis. Tapi ada beberapa teori mengenai penyebabnya, meskipun tidak ada satu teori pun yang terbukti secara ilmiah. Berikut beberapa teori tersebut, dilansir dari Mayo Clinic.
Yakni saat darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui saluran tuba dan masuk ke dalam rongga panggul alih-alih keluar dari tubuh.
Hormon atau faktor imun mendorong transformasi sel peritoneal - sel yang melapisi sisi dalam perut - menjadi sel mirip endometrium.
Transformasi Sel Embrionik
Hormon-hormon seperti estrogen dapat mengubah sel-sel embrionik menjadi implan sel mirip endometrium selama pubertas.
Setelah operasi, seperti histerektomi atau operasi caesar, sel endometrium dapat melekat pada sayatan bedah.
Sistem pembuluh darah atau cairan jaringan (limfatik) dapat mengangkut sel endometrium ke bagian lain dari tubuh.
Misalnya, tubuh jadi nggak mengenali dan justru mebghancurkan jaringan seperti endometrium yag tunbuh di luar rahim.
Sayangnya, penyakit endometriosis nggak bisa dicegah. Tapi peluang pertumbuhannya bsia ditekan dengan menurunkan kadar
Endometriosis adalah penyakit yang ada di dalam tubuh, di luar rahim. Paling seringnya sih melibatkan indung telur, saluran tuba, dan jaringan yang melapisi panggul.
Penderita penyakit endometriosis bisa mengalami ciri-ciri yang bervariasi. Ada yang bergejala ringan, tapi ada pula yang sedang hingga berat. tingkat keparahan rasa sakitnya nggak tergantung pada tahap atau fase dari penyakit itu sendiri.
Gejala yang paling umum dari penyakit endometriosis ini yaitu nyeri panggul. Memang sih ada beberapa wanita yang mengalami nyeri ini selama periode mereka. Tapi mereka yang menderita penyakit endometriosis biasanya mengalami nyeri haid yang jauh lebih buruk ketimbang biasanya, ketimbang yang lainnya.
Gejala lain yang bisa muncul, yaitu:
Nyeri panggul dan kram bisa mulai muncul sebelum atau beberapa hari pada saat menstruasi. Penderita juga sangat mungkin mengalami sakit punggu di bagian bawah dan perut.
Nyeri selama atau setelah berhubungan seks adalah umum dengan endometriosis.
Ada kemungkinan gejala ini muncul selama masa menstruasi
Menstruasi yang berat meskipun sesekali, trus pendarahan di waktu tidak menstruasi
Kadang-kadang, endometriosis pertama kali didiagnosis pada mereka yang mencari pengobatan untuk infertilitas.
Penyakit endometriosis ini kadang menjadi musuh yang besar karena bikin sakit bangte, saat sedang menstruasi. Sayangnya, banyak perempuan yang nggak sadar, dan baru tahu tentang penyakit ini saat sedang program hamil. Nah, makanya penting banget kan untuk melakukan pemeriksaan kalau merasakan sesuatu yang nggak beres dalam tubuh.