© News.autmillennium
Seperti yang kita tahu, penyebab penyakit DBD atau demam berdarah adalah gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Namun ada juga beberapa hal lain yang bisa memicu anak terserang demam berdarah. Bahkan mengrakum dari berbagai sumber, diduga ada sekitar 50 juta kasus demam berdarah setiap tahunnya.
Nggak tergolong ringan, demam berdarah ini merupakan penyakit yang disebabkan infeksi akut. Biasanya memang sering dijumpai di negara beriklim tropis, seperti Indonesia.
Dari data Kementerian Kesehatan RI, DBD menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Sampai kini bahkan jadi masalah utama di Indonesia. Bahaya banget ya moms? Maka dari itu, kita bisa mengenali penyebab DBD agar bisa mencegahnya sedini mungkin.
Seperti yang sempat dibahas sebelumnya, penyebab penyakit DBD yang utama adalah gigitan dari nyamuk Aedes Aegypti dan juga Aedes Albopictus. Kedua nyamuk ini menyebarkan virus dengue kepada tubuh manusia lewat gigitannya.
Dua jenis nyamyk ini biasanya menggigit di pagi sampai sore hari. Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus ini menularkan virusnya melalui gigitan dan menghisap darah seseorang yang sudah terkena virus dengue.
Kemudian, saat nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka secara otomatis virus akan tersebar. Maka di sini kedua nyamuk tersebut sebagai medium atau carrier virus dengue penyebab DBD.
Adapun gejala demam berdarah yang bisa kita antisipasi selain demam. Biasanya muncul saat hari ke-4 sampai seminggu setela digigit nyamuk. Normalnya penyakit DBD ini berlangsung selama 10 hari.
1. Demam mencapai 40 derajat celcius.
2. Merasakan nyeri di sendi, otot dan tulang.
3. Nyeri di kapala dan terasa berat.
4. Mata di bagian belakang juga terasa nyeri.
5. Mual dan muntah.
6. Nafsu makan menurun.
7. Muncul ruam-ruam sekitar 2-5 hari setelah demam.
8. Terjadi pendarahan di gusi, hidung dan bawah kulit.
9. Jika sampai parah gejalanya bisa menimbulkan kerusak di pembuluh darah dan getah bening.
Setelah mengenal penyebab DBD pada anak, adapun cara penanggulangannya yang bisa dilakukan, di antara lain:
1. Cukup istirahat. Sebab virus yang ditularkan nyamuk menyerang autoimun tubuh si anak, moms.
2. Mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, biasanya obat penurun panas.
3. Banyak minum cairan agar tidak dehidrasi.
4. Meski badan terasa nyeri, hindari meminum obat pereda nyeri ya moms. Soalnya obat-obatan itu malah bisa menimbulkan komplikasi pendarahan.
5. Memantau jumlah frekuensi dan jumlahnya buang air kecil.
Selain itu, bisa juga dengan mencegahnya sedini mungkin kok moms. Bisa dilakukan hal-hal di bawah ini.
1. Memberikan vaksin pada anak di usia 9-16 tahun untuk mengantisipasi virus dengue. Setidaknya anak menerima 3 kali dengan jarak 6 bulan.
2. Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi dan tandon air setidaknya sekali seminggu.
3. Menutup tempat penampungan air.
4. Memberantas sarang nyamuk dengan pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak satu minggu.
5. Memasang cahaya yang cukup di dalam rumah.
6. Melakukan daur ulang barang yang memiliki risiko tinggi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk, khususnya Aedes aegypti.
7. Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah.
8. Menaburkan bubuk larvasida (abate) di penampungan air saat dikuras.
9. Menghentikan kebiasaan menggantung banyak pakaian.
10. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk.
11. Menghindari wilayah yang rentan terjadi infeksi. Daerah tropis adalah tempat yang disukai nyamuk penyebab DBD, itu kenapa kita perlu waspada moms!
12. Menggunakan krim anti nyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) untuk anak di atas usia 2 tahun ya moms.
Jadi itu tadi moms penyebab DBD yang virusnya tersebar dari gigitan nyamuk serta cara menanggulanginya.
