© 2020 Shutterstock.com/ucchie79
Olahraga atau suhu udara yang panas bukanlah penyebab keringat berlebih atau hiperdrosis. Karena berdasarkan definisinya, keringat berlebih ini terjadi ketika kondisi yang nggak biasa, misalnya di suhu yang dingin atau bahkan tanpa pemicu sama sekali.
Keringat berlebih ini kadang bisa bikin baju sampah basah kuyup lho. Kondisi ini biasanya dimulai ketika remaja, menyerang bagian tubuh seperti ketiak, telapak tangam atau kepala. Kalau nggak tertangani, masalah ini bisa berlanjut sepanjang hidup penderita.
Masalah keringat berlebih bisa berpengaruh pada kehidupan seseorang, dari masalah percintaan, sosial hingga yang lainnya. Sebelum cari tahu gimana mengatasinya, kenali dulu apa saja penyebab keringat berlebih ini.
Sebenarnya berkeringat adalah bentuk mekanisme tubuh untuk mendingin tubuh dengan sendirinya. Sistem saraf secara otomatis bakalan emmicu kelenjar keringat saat suhu tubuh naik. Keringat juga biasanya muncul di telapak tangan, saat kamu gugup. Atau bahkan juga terjadi di kepala saat kamu tidur.
Dan berkeringat itu merupakan respon alami terhadap kondisi tertentu, misalnya suhu lingkungan yang tinggi, aktivitas fisik, stres, atau emosi tertentu. Dan keringta berlebih terjadi tanpa ada dalam kondisi tersebut.
Penyebab keringat berlebih sebenarnya tergantung pada jenis yang dialami. Berikut jenisnya:
Di mana keringat terjadi di kaki, tangan, wajah, kepala dan juga ketiak. Dikutip dari Sweat Help, area yang menjadi fokus biasanya adalah area tubuh yang relatif simetris dan spesifik. Disebutkan 'dan',karena bisa saja ini terjadi pada lebih dari satu area.
Penyebab dari kondisi tersebut yakni faktor keturunan, dan biasanya mulai terjadi saat masih anak-anak atau remaja.
Yakni keringat berlebih yang disebabkan karena kondisi medis atau efek samping konsumsi obat tertentu. Ini biasanya terjadi saat dewasa. Dengan kondisi ini, keringat yang keluar biasanya di seluruh tubuh atau di bagian tubuh tertentu saja. Kamu mungkin uga berkeringat waktu kamu tidur.
Berdasarkan ulasan Diadona di atas tadi, keringat berlebih di ketiak masuk dalam keringat berlebih fokal primer. Melansir Mayo Clinic, nggak ada penyebab keringat berlebihan dari sisi medis untuk jenis ini. Kemungkinan sih karena faktor keturunan karena cemderung ada dalam riwayat keluarga.
Dikutip dari Medical News Today, dulu penelitian mengira kalau penyebab keringat berlebih primer ini karena keadaan mental dan emosial. Bahwa kondisi tersebut bersifat psikologis dan cuman mempengaruhi individu yang sedang cemas atau gugup.
Namun penelitian terbaru menyimpulkan kalau ternyata nggak demikian. Malahan, perasaan emosional dan mental yang dialami oleh pasien ternyata disebabkan karena keringat yang berlebihan.
Dikutip dari Medscape, penyebab keringat berlebih di ketiak berhubungan dengan peningkatan simulasi simpatis kolinergik pada kelenjar keringat di ketiak. Meskipun hanya menyerang satu bagian tubuh, dan menurut penjelasan medis ini masuk dalam hidrosis fokal primer, namun kondisi ini malah diyakini sebagai hidrosis umum sekunder. Karena, konsepnya hampir sama dengan hipertrofi sel oksinik pada penyakit tukak lambung.
Hal yang sama juga terjadi pada wajah yang mana merupakan bagian dari keringat berlebih fokal primer, di mana penyebab keringat berlebih ini kemungkinan karena faktor keturunan.
Tapi kalau keringat berlebihnya berada di seluruh area tubuh, apa yang jadi penyebab keringat berlebih ini?
Dikutip dari Healthline, kondisi medis yang jadi penyebab keringat berlebih di seluruh tubuh, atau di satu area saja. Antara lain:
Sama halnya seperti pada prag dewasa, penyebab keringat berlebih pada bayi mungkin juga karena faktor primer, yakni keturunan, atau juga karena kondisi medis serius.
Bila karena faktor primer, kemungkinan ini nggak serius dan bisa sembuh seiring dengan pertumbuhan bayi. Namun bila terjadi di seluruh area tubuh bayi, nggak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani tes diagnosa, terutama bila disertai dnegan gejala lainnya.
Penyebab keringat berlebih yang nggak diatasi nggak cuman berpengaruh pada kehidupan sosial penderita, tapi juga sangat mungkin bikin penanganan penyakit yang menyertainya jadi tertambat. Jangan ragu untuk datang ke doter ya kalau kamu ragu dengan kondisimu!