©Digital Images Studio/Shutterstock
Nggak main-main lho, di tahun 2018 lalu diperkirakan terdapat 228 juta kasus di seluruh dunia. Penyakit ini memang mematikan dengan jumalh kematian kala itu mencapai 405 ribu jiwa.
Kelompok mana yang paling rentan? Yakni anak-anak, dengan sumbangan angka kematian sebesar 67 persen dari seluruh angka kematian di seluruh dunia. Wilayah Afrika membawa bagian terbesar dari beban penyakit malaria secara global, menjadi rumah bagi penyakit ini dengan capaian kasus sebesar 93 persen dan 94 persen kematian.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Sebagai negara tropis, kita masih menghadapi masalah penyakit malaria ini. Indonesia menjadi satu dari tiga negara di ASEAN yang morbiditas penyait malaria yang tertinggi.
Kalau begitu, yuk kenali lebih lanjut mengenai penyakit malaria ini.
Kita pasti sudah sering mendengar kalau penyakit malaria ini disebabkan oleh sejenis parasit berukuran super kecil, yakni Plasmodium. Parasit ini umumnya ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Begini siklusnya :
Awalnya nyamuk ini berstatus nggak terinfeksi, lalu nyamuk menggigit seseorang yang menderita penyekit malaria.
Kalau nyamuk ini menggigit seseorang di kemudian hari, maka nyamuk bisa menularkan parasit penyakit malaria ke orang tersebut.
Begitu parasit memasuka tubuh, maka parasit akan masuk ke hati. Beberapa jenis parasit bisa nggak aktif selama satu tahun
Saat parasit ini matang, maka akna meninggalkan hati dan menginfeksi sel darah meragh. Ini terjadi dibarengi dnegan munculnya gejala penyakit malaria.
Kalau nyamuk yang nggak terinfeksi menggigit seseorang pada saat siklus aliran darah tersebut, , maka nyamuk ini bsia terinfeksi parasit malaria dan menyebarkan ke orang lain yang digigit.
Parasit pada penyakit malaria mempengaruhi sel darah merah, sehingga orang juga bisa tertular dari mode transmisi lainnya seperti
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium.
Dilansir dari laman WHO, penyakit malaria umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk anopholes betina. Ada sekitar 400 spesies nyamuk yang berbeda, di mana 30 diantaranya merupakan vektor malaria yang sangat penting.
Nyamuk Anopholes ini bertelur di air, lalu menetas menjadi larva trus muncul sebagai nyamuk dewasa. Nyamuk ini kemudian mencari makan berupa darah untuk memelihara telur mereka.
Setiap spesies nyamuk Anoplheles ini punya habitat di air yang disukai masing0masing, misalnya ada beberapa yang suka genangan air kecil, dangkal, yang biasanya banyak muncul selama musim hujan di negara tropis.
Penularan penyakit malaria ini lebih intensif terjadi di tempat-tempat di mana nyamuk hidup lebih lama, dan di mana nyamuk tersebut lebih suka menggigit manusia ketimbang hewan. Dari faktor itulah mengapa Afrika menjadi wilayah dnegan kasus penyakit malaria terbanyak di seluruh dunia.
Penularan penyakit malaria juga tergantung pada iklim. Di banyak tempat, penularannya bersifat musiman, dengan puncaknya terjadi selama dan setelah musim hujan.
Apa saja faktor yang mempengaruhi penyebarannya penaykti malaria?
Well, imunitas manusia merupakan faktor yang penting, terutama di antara orang dewasa yang tinggal di daerah pandemi.
Segala macam pengobatan penyakit malaria ditunjukan untuk mengurangi penyakit serta mencegah kematian, serta berkontribusi pada pengurangan penularannya.
Pengobatan terbaik yang tersedia terutama untuk penyakit malaria yakni P. falciparum , adalah terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT).
namun yang terpenting adalah, untuk mengetahui terlebih dahulu jenis parasit apa sih yang menyerang pada penyakkit malaria tersebut. Ini berguna untuk mengambil jenis obat yang cocok.
Dalam beberapa kasus, obat yang diresepkan untuk penyakit malaria mungkin nggak menghilangkan infeksi karena resistensi parasit terhadap obat. Dan kalau ini samapi terjadi, dokter mungkin perlu menggunakan lebih dari satu obat atau mengganti seluruh obat untuk menangani kondiis pasiennya.
Nggak cuman dengan penyemrpotan dan kelambu aja sih, penyakit malaria bisa dicegah dengan penggunana obat-obatan anti malari. Bagi para pelancong, misalnya, malaria dicegah dengan obat chemoprophylaxis, yang menekan tahap infeksi penyakit malaria.
Untuk wanita hamil yang tinggal di kawasan penyakit malaria ini. WHO merekomendasikan pengobatan preventif intermiten dengan sulfadoksin-pirimetamin.
Peneliti juga udah menemukan caksin untuk mencegah penyakit malaria, lho gaes. Namanya adalah RTS, S / AS01 (RTS, S) yangmerupakan vaksin pertama dan, sampai saat ini, satu-satunya yang menunjukkan pengurangan penyakit malaria secara signifikan.
Penyakit malaria biasanya berkembang dalam 10 hari sampai 4 minggu setelah terinfeksi oleh parasit. Dalam beberapa kasus, bahkan gejala bisa lho nggak berkembang selama beberapa bulan. Beberapa parasit masuk dalam tubuh tetapi nggak aktif dalam jangka waktu yang lama.
Gejala penyakit malaria yang terjadi dan patut diwaspadai, diantaranya:
Penduduk di daerah yang rawan penyakit malaria begitu sering, biasanya akan mendapatkan kekebalan parsial yang dapat mengurangi keparahan gejalanya. Tapi, kekebalan ini bsai hilang kalau seseorang itu erpindah ke wilayah yang nggak lagi sering terpapar parasit.
Trus bagaimana penularannya bisa dicegah?
WHO merekomendazsikan perlindungan untuk mereka yang berisiko tertular penyakit malaria ini dengan pengendalian vektor malaria yang elektif. Apa saja?
Nggak sekedar kelambu, melainkan kelambu berinsektisida. Ini dapat mengurangi kontak antara nyamuk dan manusia dengan memberikan penghalang fisik dan efek insektisida.
Dan hal ini baru bisa efektif untuk seluruh masyarakat di lingkungan tersebut kalau semua melaksanakannya, disertai dengan pembunuhan nyamuk skala besar.
Penyemprotan residu dalam ruangan (IRS) dengan insektisida adalah cara ampuh lainnya untuk mengurangi penularan penyakit malaria dengan cepat. Caranya nggak sembarang, yakni dengan penyemprotan bagian dalam struktur perumahan dengan insektisida, biasanya sekali atau dua kali per tahun.