© Shutterstock.com/sebra
Tulang adalah organ tubuh yang penting. Nutrisi pembentuk tulang seperti kalsium dan vitamin D penting dalam pertumbuhan dan kekuatan tulang.
Dengan konsumsi vitamin D dan kalsium yang cukup, maka kita akan terhindar dari penyakit tulang seperti risiko osteoporosis.
Namun, jika sudah lanjut usia, perlukah minum vitamin untuk tulang? Yuk kita cari tahu jawabannya.
Setiap hari, sel tulang yang rusak akan diganti dengan sel tulang baru yang sehat. Melansir dari hellosehat, proses pergantian ini terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa berusia di bawah 30 tahun. Di usia itu, proses pergantian sel tulang ini berjalan dengan cepat.
Namun, setelah memasuki usia 30 tahun ke atas, proses pembentukan sel tulang baru ini menjadi lebih lambat. Hal ini menyebabkan massa tulang hilang lebih cepat daripada pembuatan tulang baru. Kondisi ini yang menyebabkan risiko osteoporosis dan cedera patah tulang lebih besar.
Untuk mengatasi hal ini, konsumsi vitamin D dan kalsium sangat dianjurkan. Namun, studi terbaru yang diterbitkan Journal of American Medical Associaton (JAMA) justru menyangkal anjuran tersebut.
Ternyata, suplemen vitamin D dan kalsium dinilai tak memberikan efek berarti untuk mencegah risiko patah tulang panggul pada lansia. Dalam penelitian tersebut, survei melibatkan 51 ribu lansia yang hidup di tengah masyarakat, dan bukan di panti jompo, rumah sakit atau lainnya.
Hasilnya, tak ada perbedaan yang signifikan antara risiko patah tulang pada lansia yang rajin minum suplemen kalsium dan vitamin D dengan lansia yang minum pil kosong atau pil plasebo.
Selain tak ada efektivitas, ada beberapa alasan lain yang membuat ahli kesehatan tak menyarankan orang tua usia lanjut untuk minum suplemen untuk tulang. Ternyata, orang tua yang minum suplemen tulang meningkatkan risiko keracunan vitamin D.
Apa itu keracunan vitamin D? Keracunan Vitamin D atau hipervitaminosis D, adalah kondisi yang cukup langka dan serius karena kadar vitamin D yang berlebihan dalam tubuh.
Hipervitaminosis D biasanya terjadi karena konsumsi suplemen vitamin D dalam jumlah yang cukup besar. Bukan karena makanan atau paparan sinar matahari. Hal ini berdampak pada penumpukan kalsium dalam darah atau hiperkalsemia.
Jika sudah terjadi hiperkalsemia, maka akan menimbulkan beberapa gejala seperti mual dan muntah, lemas, dan sering buang air kecil. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri tulang dan masalah pada ginjal, yakni pembentukan batu kalsium apabila tanpa perawatan yang tepat.
Jadi, apabila ada orang tua lanjut usia yang ingin mengonsumsi vitamin untuk tulang, sangat disarankan untuk konsultasi kepada dokter terlebih dahulu.
Ternyata, konsumsi suplemen vitamin yang berlebihan justru tak efektif dan malah berisiko kepada penyakit lainnya yang mengancam jiwa. Lantas bagaimana cara agar para lansia tetap bisa menjaga kesehatan tulang di usia senja?
1. Lansia Harus Aktif
Yang pertama, lansia harus tetap aktif mesikipun tubuhnya tak sebugar dulu. Lansia yang gaya hidupnya malas gerak dapat menyebabkan otot dan tulang kehilangan kekuatannya secara perlahan. Lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk atau berbaring membuat risiko osteoporosis semakin meningkat.
Lansia perlu olahraga rutin, setidaknya 150 menit dalam seminggu. Olahraga yang bisa dilakukan adalah berenang, senam lansia, latihan peregangan untuk lansia, dan bersepeda.
Melakukan aktifitas ruma seperti berkebun dan berbelanja juga sangat direkomendasikan untuk dilakukan.
2. Konsumsi Makanan yang Bisa Menyehatkan Tulang
Untuk memenuhi vitamin D atau kalsium, orang tua bisa mendapatkannya dari makanan selain dari suplemen. Susu, sayuran hijau, dan ikan, bisa jadi pilihan makanan sebagai sumber kalsium untuk tubuh.
Untuk makanan yang kaya vitamin D, lansia bisa mengonsumsi hati sapi, kuning telur, ikan salmon, ikan tuna, yogurt, dan produk susu yang diperkaya vitamin D.
3. Berjemur
Berjemur bisa jadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan Vitamin D. Hal ini karena sinar matahari merupakan sumber vitamin D terbesar, bahkan lebih besar dari makanan.
Waktu yang paling baik untuk berjemur adalah pagi hari, sebelum pukul 10 pagi. Para lansia bisa berjemur di pagi hari selama 10 menit tiap hari. Pastikan sinar matahari mengenai lansung ke kulit, bukan dari sinar yang menembus kaca jendela.