© 2021 Shutterstock.com
PMS adalah suatu kondisi pada emosi, kesehatan fisik dan perilaku wanita di hari-hari tertentu sekitar siklus menstruasi. Namun umumnya, PMS muncul sebelum menstruasi datang.
Gejala yang paling banyak diperbincangkan sih perubahan mood yang nggak menentu dan biasanya muncul dalam bentuk marah-marah, sensitif dan lain sebagaimana. Makanya mungkin kamu sering banget mendengar kalimat gurauan "marah-marah terus, lagi PMS ya?"
Tapi sebenarnya kondisi apa sih ini dan mengapa PMS bisa terjadi?
Dilansir dari Healthline, gejala PMS adalah kondisi yang umum. Diperkirakan sekitar 90 persen wanita mengalami apa yang sering kita sebut dengan PMS ini. Sebagian sih mengalaminya dalam gejala yang ringan, tapi sebagian lagi bahkan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Nah kalau sudah seperti ini, segera berkunjung ke dokter ya!
Cari tahu lebih banyak mengenai PMS di artikel Diadona berikut yuk!
Seperti namanya, biasanya sih gejala PMS muncul di lima sampai 11 hari sebelum menstruasi dan bakalan hilang seiring dengan berakhirnya menstruasi. Apa yang menyebabkan munculnya PMS? Nah, ini nih yang belum diketahui.
Tapi para peneliti percaya kalau penyebab PMS adalah karena tingkat estrogen dan progesteron dan erotonin dalam tubuh. Berikut penjelasannya dikutip dari Fairy View.
Estrogen meningkat selama paruh pertama siklus menstruasi dan turun selama paruh kedua. Nah pada beberapa wanita, kadar serotonin ini tetap stabil. Tapi pada wanita yang sedang mengalami PMS, serotonin turun saat estrogen turun. Artinya, serotonin paling rendah pada 2 minggu sebelum menstruasi. Nah wanita yang memiliki kadar serotonin rendah cenderung mengalami gejala PMS.
Dalam tubuh, progesteron punya efek menenangkan. progesetron juga bisa meringankan gejala fisik yang disebabkan karena siklus bulanan tubuh. Dan pada wanita dengan PMS, progesetron ini justru bersifat sebaliknya. Alih-alih memiliki efek yang menenangkan, progesteron bikin gejala PMs makin parah.
Beberapa perempuan dnegan sindrom PMS parah biasnaya mengalami depresi yang takterdiagnosis. Tapi depresi saja nggak bisa menyebabkan munculnya PMS.
Setiap perempuan paling enggak mengalami satu dari gejala PMS, meski nggak sama di setiap individu. Jenis gejala dan tingkat keparahannya bisa berubah seiring waktu. Tapi kadang bingung sih apakah sakit yang dirasakan memang terjadi karena PMS atau karena penyakit lainnya.
Nah untuk mencari tahu bisa dengan mengamati apakah gejala yang dirasakan berubah seiring dengan siklus mentsruasi atau tidak. Bila iya, kemungkinan gejala tersebut adalah PMS namun bila tidak, mungkin saja ketidak nyamanan yang kamu rasakan bisa karena kondisi kesehatan lainnya.
Gejala Fisik
mengutip Mayo Clinic, pada beberapa orang, stres fisik dan emosional muncul dalam gejala yang parah sampai mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Namun terlepas dari itu, gejala PMS biasanya hilang dalam empat hari setelah dimulainya menstruasi.
Haruskah ke dokter?
Jika gejala PMS mulai menganggu, segera temui dokter. Mungkin dokter bakalan menyarankan kamu untuk mengelola gejala dengan perubahan gaya hidup.
Dikutip dari Web MD setidaknya ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengelola gejala PMS. Memang sih nggak bisa menghilangkan gejala sepenuhnya tapi setidaknya bisa membuat kamu lebih sehat.
PMS adalah kondisi yang umum dialami oleh perempuan. Sayangnya, penyebabnya dan obatnya masih tak diketahui.