© 2021 Medicaldaily.com
Psikopat adalah suatu gangguan mental di mana seseorang memiliki perilaku amoral dan antisosial. Psikopat bukan diagnosis resmi dalam psikiatri sehingga dokter mendiagnosisi seseorang dengan ciri tertentu yang diasosikan dengan gangguan kepribadian antisosial.
Masyarakat mungkin mengunakan istilah psikopat untuk menggambarkan individu dengan beberapa ciri, misalnya kurang empati dan kurangnya penyesalan.
Melansir Healthline, dalam psikiatri, definisi sebenarnya dari psikopat adalah gangguan kepribadian antisosial. Individunya digambarkan sebagai orang yang menunjukkan pola manipulasi dan pelanggaran kepada orang lain.
Apa artinya? Apa hubungan antara antiosial dengan manipulasi dan melanggar hak orang lain?
Jadi gini nih. Sering kali yang ada dalam pikiran kita mengenai sifat 'antisosial' adalah mereka yang pendiam, penyendiri dan nggak suka bersosialisasi. Namun nyatanya, istilah antisosial sebenarnya merujuk pada suatu sifat yang melawan aturan di masyarakat dan aturan lain yang lebih umum.
Untuk tahu lebih jauh mengenai penyakit mental ini, yuk kepoin dulu ulasan Diadona berikut:
Perilaku psikopat adalah perilaku yang bervariasi antar individu. Beberapa ada yang melanggar hukum, melakukan pelecehan seksual, hingga pembunuhan. Tapi tahu nggak sih kalau ada lho psikopat yang bisa menjadi seorang pemimpin yang sukses. Semua ini tergantung pada sifat mereka sendiri.
Medical News Today menulis bahwa mereka yang psikopat adalah mereka yang 20-25 kali lebih mungkin terlibat aksi kriminalitas, dan 4-8 kali mengulangi tindak kekerasan mereka lagi. Tapi terlepas dari angka ibu, bukan berarti psikopat adalah mereka yang berada di penjara. Orang yang memenuhi kriteria sebagai psikopat bisa menjalani hidup mereka dengan baik.
Mengapa psikopat bisa terjadi?
Dikutip dari Medical News Today, mereka yang punya ciri-ciri psikopat punya perbedaan struktur otak dibandingkan dengan lainnya. Ada kemungkinan perbedaan struktur otak ini membuat mereka nggak bisa mengindentifikasi kesedihan orang lain, atau mengubah fungsi dasar tubuh. Misalnya nih kalau orang biasa akan panik saat melihat darah, psikopat bisa sebaliknya. Menurut ahli, kemungkinan inilah yang bikin mereka jadi nggak takut saat terlibat dalam suatu tindakan berbahaya. Mereka nggak takut dengan konsekuensi tindakan mereka.
Dalan kebayakan kasus, gejala mulai muncul di masa anak-anak dan mempengaruhi hubunga, pendidikan dan juga pekerjaan.
Melansir Very Well Mind, penting untuk membedakan antara seorang psikopat dengan seseorang yag memiliki ciri-ciri psikopat. Kenapa? Karena ada kemungkinan seseorang memiliki ciri psikopat tanpa menjadi seorang psikopat.
Nah lho, bingung kan? Gini.
Seseorang yang memiliki ciri-ciri psikopat nggak selalu terlibat dalam perilaku psikopat. Cuman mereka yang melawan aturan-aturan di masyaraktlah yang dianggap sebagai psikopat.
Ciri-ciri psikopat adalah:
Satu penelitian menyebut kalau ada sekitar 29% dari populasi umum yang nunjukin satu atau lebih dari ciri-ciri psikopat ini. Tapi cuman 0.6% yang sesuai dengan definisi tentang psikopat.
Psikopat adalah penyakit mental yang digambarkan dengan serangkain ciri dan perilaku kurang peka secara emosional, kurang empati, pesona dangkal atau pesona palsu. Psikopat lebih umum menimpa pria ketimbang wanita dan mempengaruhi 15 sampai 25% populasi di penjara.
Di televisi, kita mengenal psikopat adalah sosok yang suka membunuh dan menyiksa orang yang nggak bersalah. Tapi dalam kehidupan sebenarnya, tak selalu demikian lho.
Dalam kehidupan nyata, beberapa orang dengan gangguan kepribadian antisosial dapat melakukan kekerasan, tetapi sebagian besar tidak. Sebaliknya, mereka menggunakan manipulasi dan perilaku sembrono untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Psikopat adalah aktor yang sukses dalam memainkan peran mereka demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Untuk mendiagnosa penyakit ini sedikit lebih sulit karena psikopat bukan gangguan kesehatan mental resmi. Penderita mungkin didiagnosis dengan ASPD. Prosesnya pun juga tak mudah karena orang yang mengalami ciri-ciri perilaku tersebut sering nggak merasa dan ngga kpercaya kalau mereka membutuhkan bantuan.