© Shutterstock/Irina Bg
Baru-baru ini, kasus perseteruan yang melibatkan Kartika Putri dan dr. Richard Lee kembali naik ke permukaan.
Penyebab awal permasalahan adalah video penjelasan bahaya hidrokuinon dosis tinggi dalam produk kosmetik yang dibuat oleh dr. Richard Lee. Kartika Putri yang turut mempromosikan produk kosmetik terkait merasa namanya ikut terseret dan melayangkan laporan pencemaran nama baik.
Terlepas dari masalah yang terjadi antara kedua belah pihak, zat merkuri dan hidrokuinon belakangan memang sangat umum terkandung di dalam produk kosmetik. Efek instan yang diberikan berhasil menggoda banyak orang untuk memakainya.
Namun, di balik perubahan positif yang dibawa, tersimpan bahaya yang mengintai dari penggunaan kosmetik bermerkuri dan hidrokuinon. Sebahaya apa sih?
Dalam sebuah video penjelasan yang diunggah di kanal YouTube miliknya, dr. Richard Lee menjelaskan bahwa zat merkuri dan hidrokuinon memiliki efek yang sama seperti narkoba. Lonjakan positif yang tiba-tiba akan segera diikuti dengan efek negatif yang berbahaya.
" Merkuri dan hidrokuinon, jika diandaikan, itu seperti narkoba untuk kulit. Sama seperti narkoba pada umumnya, awal dipakai pasti akan menimbulkan efek fly dan happy. Tapi narkoba punya efek sakaw jika berhenti dipakai," terang dr. Richard Lee.
Produk kosmetik dengan merkuri dan hidrokuinon memang memberikan efek yang sangat dicari, yakni mencerahkan dan menghilangkan bintik serta flek. Belum lagi efek glowing yang membuat wajah lebih bersinar. Segala hasil itu bisa didapat dengan instan.
" Awal-awal dipakai itu bagus banget. Seminggu dua minggu pasti langsung kelihatan hasilnya. Flek hilang, bintik muka hilang, glowing," lanjut dr. Richard Lee.
Namun, efek yang diberikan lama-kelamaan justru akan menyulitkan. Seperti narkoba, merkuri dan hidrokuinon akan menuntut penggunanya untuk menambah dosis di setiap pemakaiannya. Jika tak ditambah, maka segala hasil positif yang terlihat di wajah tak akan terlihat.
" Awal-awal dosisnya kecil, terus lama-lama nggak mempan, pakai nggak pakai tetap akan kusam. Dinaikin dosisnya, kembali bagus lagi," tutur dr. Richard Lee.
" Tinggal tunggu waktu kapan overdose."
Sekilas, ketergantungan tersebut nampak tak membahayakan. Namun dalam kadar dosis tertentu, merkuri dan hidrokuinon ternyata dapat menyebabkan overdosis yang kemudian menimbulkan kerusakan pada wajah.
" Ketergantungan merkuri dan hidrokuinon ada banyak macamnya. Ada yang jadi jerawat, brintisan, flek," papar dr. Richard Lee.
Salah satu efek yang paling umum muncul pada wajah pengguna kosmetik bermerkuri dan hidrokuinon dosis tinggi adalah munculnya okronosis yang memunculkan noda hitam di wajah. Warna kehitaman ini sering disalah artikan sebagai flek, padahal lebih dari itu, okronosis merupakan terjadinya penumpukan pigmen di kulit wajah. Kondisi tersebut jauh lebih para dibandingka dengan flek wajah melasma yang muncul karena proses penuaan.
Sebenarnya, hidrokuinon sendiri memiliki manfaat yang baik, yakni dapat mengatasi segala permasalahan yang menyangkut hiperpigmentasi. Kendati demikian, penggunaannya haruslah dengan mengikuti pengarahan dari dokter.
" Hidrokuinon ini adalah gold standar terapi untuk mengobati melasma atau flek. Jadi kalau ada yang mengatakan kalau hidrokuinon itu berbahaya ada benarnya tapi ada salahnya. Menjadi benar (berbahaya) jika digunakan dengan cara yang tidak tepat, pembelian tidak dengan resep dokter, durasi dan frekuensinya juga tidak tepat dan dosisnya juga salah,” tutur dr. Yessica Tania dikutip dari laman Liputan6.com.
Tuh Diazens, ada baiknya mulai sekarang kita tak terbujuk dengan khasiat instan dari produk kosmetik. Di luar pengetahuan kita, ternyata ada zat-zat keras yang berisiko jika digunakan tanpa arahan ahli.
Lebih waspada dalam memilih kosmetik, ya!