© Shutterstock
Sejauh ini Indonesia telah melakukan dua tes untuk mengetahui apakah masyarakatnya terinfeksi virus corona atau nggak. Pertama adalah dengan melakukan rapid test, yang kedua dengan tes PCR (polymerase chain reaction).
Tapi ketika seseorang melakukan kedua tes tersebut, hasilnya bisa berbeda. Misalnya ada orang yang menjalankan rapid test dan hasilnya positif, tapi ketika menjalankan tes PCR hasilnya malah positif. Kenapa sih?
Kalau kata Spesialis Patologi Klinik, melansir dari Liputan6.com, yang bernama dr. Astri Novita, Sp.PK, MARS, fenomena tersebut memang bisa saja terjadi. Menurutnya, hasil berbeda antara rapid test dan tes PCR bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor utama adalah karena bisa jadi tes swab bukan dilakukan oleh ahlisnya sehingga hasilnya pun tidak singkron. Karena bisa, orang yang kurang mengerti tentang tes swab tidak mendapatkan lendir nasofaring sesuai kenentuan.
“ Orang yang paling ahli dalam melakukan swab adalah dokter THT, setelah itu tenaga kesehatan yang terlatih. Jadi tidak bisa dilakukan sembarangan,” ujar Astri dalam siaran langsung Instagram @rs.emc.
Faktor lainnya adalah bisa disebabkan ketika proses pemindahan sampel. Ternyata, prosesnya nggak bisa sembarangan.
“ Sampel tidak boleh terkena panas, harus disimpan pada suhu 2 derajat celcius agar sampel tidak rusak. Jika sampel rusak, maka kemungkinan besar hasil tes akan negatif.”
Selain itu, yang terakhir dokter lainnya yang bernama dr. Tessa Oktaramdani, Sp.PD, seorang spesialis Penyakit Dalam, menambahkan bahwa kemungkinan hasil yang berbeda itu dikarenakan virus yang dideteksi saat rapid test bukanlah Covid-19, tapi virus corona lainnya.
Jadi kalau rapid test mengatakan positif, kamu jangan panik dulu ya. Karena bisa jadi itu virus corona lainnya, bukan corona Covid-19. Tetap semangat, jaga kesehatan dan ikuti anjuran pihak terkait, ya!
