© Shutterstock
Sudah menjaga dan merawat kulit tapi tetap melihat tanda-tanda penuaan, sungguh menyebalkan bukan?
Penuaan adalah kondisi alami yang akan dialami oleh siapa pun. Menurut penelitian, dibanding laki-laki, perempuan cenderung lebih cepat mengalami penuaan. Banyak faktor yang memengaruhi kenapa seseorang lebih cepat mengalami penuaan.
Untuk lebih jelasnya, langsung intip artikel berikut ini ya!
Stres bisa menyebabkan kerutan yang disebabkan oleh peningkatan jumlah kortisol, hormon stres, serta bisa memecah kolagen dan elastin kulit yang bertujuan untuk menjaga kekencangan kulit. Itu dikarenakan stres menyebabkan peradangan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Berdasarkan beberapa penelitian, ditemukan peran telomer DNA terkait penuaan pada perempuan yang telah melahirkan.
Melansir science alert, perempuan yang telah melahirkan setidaknya satu anak punya telomer yang rata-rata 4,2 persen lebih pendek daripada mereka yang belum pernah melahirkan. Perempuan yang memiliki lima anak atau lebih memiliki telomer yang lebih pendek.
Walaupun kadar testosteron pada laki-laki lebih tinggi, perempuan punya hormon estrogen yang juga berfungsi sebagai hormon anti penuaan. Tapi, kadar hormon estrogen ini cenderung lebih cepat menurun disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan menopause.
Melansir WebMD, laki-laki punya lebih banyak kolagen dan elastin di bawah kulit, karena itu laki-laki memiliki ketebalan kulit 20% hingga 30% dibanding perempuan.
Kulit yang lebih tebal cenderung lebih lama mengalami kerutan. Selain itu, kulit wajah laki-laki lebih banyak menghasilkan minyak sehingga menimbulkan kesan kulit yang lebih terhidrasi dan kencang.
Menopause adalah proses alami yang terjadi pada setiap perempuan dengan usia rata-rata di atas 51 tahun. Setelah memasuki fase menopause, produksi hormon estrogen pada perempuan akan menurun sehingga menyebabkan percepatan perubahan pada kulit.
Sebuah studi dalam jurnal Geriatric Medicine Journal tahun 2019, menjelaskan bahwa ketebalan epidermis dan dermis akan berkurang, kadar kolagen dan elastin menurun, sehingga menyebabkan kekeringan dan pruritus, kerutan dan kerapuhan, yang meningkatkan risiko trauma kulit.