© Instagram.com/sigiwimala
Setahun terakhir, bersepeda jadi pilihan olahraga yang marak dilakukan oleh banyak orang. Semenjak pandemi Covid-19, orang-orang memang mencari kegiatan yang tak hanya menyehatkan, tapi juga meningkatkan kebahagiaan. Sepeda adalah jawabannya.
Meski begitu, rupanya bersepeda tak bisa dilakukan dengan asal lho. Ada posisi-posisi tertentu, terutama di bagian tangan, yang perlu diperhatikan agar tubuh tak menderita cedera. Salah posisi sedikit, bisa-bisa kena cyclist's palsy.
Apa sih cyclist's palsy itu? Simak pembahasan berikut yuk, Diazens!
Dokter spesialis bedah ortopedi sekaligus konsultan hand & microsurgery di RS Pondok Indah, dr. Oryza Satria, Sp.OT membagikan informasi mengenai bahaya cyclist's palsy yang mengintai para pesepeda.
Dokter Oryza mengatakan bahwa cyclist's palsy adalah kondisi munculnya rasa tak nyaman, nyeri, sampai kesemutan di jari manis dan kelingking karena terlalu lama memegang stang atau kemudi sepeda.
" Hal ini biasanya disebabkan karena ulnar nerve, saraf yang mempersarafi kelingking dan jari manis, dan melewati pergelangan tangan melalui sebuah terowongan, Guyon canal, tertekan," jelas Oryza dalam keterangan tertulis, dikutip dari Liputan6.com.
Lebih lanjut, dr. Oryza mengatakan bahwa ada dua gangguan yang muncul saat pesepeda mengalami cyclist's palsy, yakni gangguan sensorik dan motorik.
Gangguan sensorik akan menyebabkan efek seperti kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan kelingking. Gangguan sensorik ini baru akan hilang dalam jangka waktu satu sampai dua hari setelah bersepeda.
Sementara itu, gangguan motorik muncul dan menyebabkan jari kelingking serta jari manis sulit diluruskan. Selain itu, massa otot di antara ibu jari dan telunjuk akan nampak kempes, jari-jari juga menjadi sulit untuk dilebarkan dan ditutup.
" Gejalanya juga spesifik terjadi saat atau setelah bersepeda. Anda akan mengalami kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada kedua jari Anda. Hal ini dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah. Gejala ini pun akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya," terang dr. Oryza.
Penyebab cyclist's palsy yang disebutkan oleh dr. Oryza ada bermacam-macam. Untuk membuat pesepeda lebih waspada, berikut adalah beberapa di antaranya.
Dokter Oryza juga memberikan cara untuk mencegah terjadinya cyclist's palsy. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
Dokter Oryza memperingatkan agar para pesepeda lebih memperhatikan hal-hal tersebut di atas yang kerap luput dari perhatian. Efek cyclist's palsy tak akan terasa di awal karena mulanya hanya seperti kesemutan, namun dampak ke depannya bisa sangat berbahaya.
" Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, apabila tidak ditangani segera, cedera dapat menjadi permanen," jelas dr. Oryza.
Wahai para Diazens sekaligus pesepeda, mulai sekarang perhatikan posisi tangan saat bersepeda ya. Keep healthy without cyclist's palsy!
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Rizki Febianto