©shutterstock.com
Sering nih orang kalau udah capek abis melakukan aktivitas di luar, pas nyampai rumah langsung tiduran di lantai. Apalagi kalau hari lagi panas-panas, tidur di lantai berasa di 'surga'.
Banyak yang bilang kalau tidur di lantai itu banyak enaknya, misalnya dingin, tidur pun jadi lebih nyaman. Ada yang bilang nggak boleh tidur di lantai, nanti sakit.
Jadi, yang mana nih yang benar? Boleh nggak sebenarnya tidur di lantai?
Dirangkum dari berbagai sumber, ternyata tidur di lantai itu ada baik dan buruknya.
Hal ini dikarenakan lantai merupakan permukaan yang datar dan keras. Berbeda halnya jika kamu tidur di kasur. Tubuh akan terbentuk mengikuti kasur yang berubah bentuk karena berat badan. Dengan begini, tulang belakang pun juga akan mengikuti perubahan bentuk kasur.
Tidur di lantai bisa menyembuhkan pegal linu. Pegal linu biasanya terasa karena postur tubuh yang buruk. Tapi, karena postur tubuh lama-lama diperbaiki dengan tidur di lantai, pegal linu pun juga kemungkinan menghilang.
Selain, tidur terlalu lama apalagi semalaman di kasur yang kelewat empuk juga bisa menyebabkan pegal linu. Tulang belakang akan terus mengikuti bentuk kasur dan lama-lama otot-otot tubuh bisa kaku sebangunnya kamu di pagi hari.
Tapi dengan tidur di lantai, hal itu nggak akan terjadi.
Orang yang tidur di lantai biasanya perasaannya jadi lebih kalem. Seperti api disiram air, ada sensasi 'nyes' di dalam tubuh ketika tidur di lantai. Kalau kamu merasa sumpek sama aktivitas atau sesuatu yang bisa bikin emosi, mungkin kamu bisa mencoba untuk tiduran dulu di lantai.
Peredaran darah yang lancar juga akan kamu dapatkan ketika kamu tidur di lantai. Detak jantung akan memompa jauh lebih mudah ketika tidur di lantai. Darah pun mengalir ke seluruh tubuh tanpa adanya hambatan gravitasi dari lekukan atau posisi tubuh yang dapat menghambat peredaran darah.
Meski bermanfaat, tidur di lantai juga ada sisi buruknya untuk kesehatan guys. Apa aja tuh?
Meski tidur di lantai menimbulkan perasaan tenang, tapi kamu nggak bakal nyenyak kalau tidur di lantai, karena ya permukaan tidurmu itu keras. Berbeda dengan tidur di kasur yang empuk (makanya kamu sering kesiangan kan bangunnnya?).
Untuk beberapa, tidur di lantai bisa membuat kepala menjadi sakit. Penyebabnya ada dinginnya lantai tempat kamu tidur. Tubuh bisa turun secara tiba-tiba, yang dapat membuat kadar hormon serotonin pada otak jadi nggak seimbang. Saraf-saraf di otak pun menjadi bereaksi berlebihan dan akhirnya kepala pun menjadi sakit.
Sebenarnya dalam istilah medis itu nggak tuh sebutan masuk angin. Istilah ini hanya digunakan untuk orang Indonesia. Lebih tepatnya adalah flu atau gejala flu. Kalau kamu tidur di lantai, kamu akan mudah kedinginan, dan karena itulah kamu jadi mudah terkena penyakit yang sering kita sebut sebagai 'masuk angin'.
Tidur di lantai sangat rentan dengan debu dan bakteri. Kalau lantai nggak bersih dan kamu tetap tidur di lantai, bisa-bisa kamu terkena paru-paru basa. Kuman dan bakteri bisa kamu hirup dan akhirnya masuk ke dalam tubuh.
Jadi sepertinya tidur di lantai itu boleh-boleh saja cuma ada beberapa hal yang harus banget kamu perhatiin, terutama kebersihan lantai.
Kalau keutamaan tidur di lantai karena permukaannya yang keras dan datar, kamu bisa memakai matras agar nggak langsung bersentuhan dengan lantai, sehingga manfaatnya akan benar-benar kamu rasakan.
Semoga bermanfaat, ya!