© 2020 Https://www.Instagram.com/ba.tejo & Rinanose16
Aksi tersebut sempat menjadi sorotan karena alat rapid test antigen Covid-19 yang digunakan Rina menunjukkan hasil yang "positif" setelah diberi sambal cireng.
Selain Rina, hal serupa juga pernah dilakukan di luar negeri. Di Jerman, misalnya, seseorang menguji selai apel menggunakan rapid antigen test dan mendapat hasil positif.
Anggota parlemen Austria Michael Schnedlitz juga telah menguji soda Coca-Cola pada kit uji cepat antigen. Hasil positif juga diperoleh dari " Eksperimen" .
Associate Professor dan ahli kimia-farmasi dari Universitas Putra Malaysia Bimo Ario Tejo PhD mengatakan alat uji cepat antigen sangat sensitif terhadap keasaman (pH) sampel yang digunakan. Oleh karena itu, sampel usap hidung harus dimasukkan ke dalam larutan buffer.
" Supaya keasamannya stabil di kisaran pH 7-8," jelas Bimo melalui akun Instagram pribadinya @ba.tejo, dikutip, Rabu (23/12).
Di sisi lain, nilai pH sambal cireng, selai apel, dan coca-cola terlalu rendah. Cabai cireng memiliki nilai pH 2,5. Sedangkan selai apel dan Coca-Cola memiliki nilai pH 3,1-3,6 dan 2,3-3,0.
" Nilai pH sambal cireng, selai apel, dan Coca-Cola berada di luar nilai pH yang diizinkan sehingga merusak alat rapid test antigen," tambah Bimo.
Jika pH sampel yang digunakan terlalu rendah maka akan merusak antibodi dan nanopartikel. Karena antibodi dan nanopartikel rusak, maka akan tersangkut dan mengendap di jalur uji dan jalur kendali pada alat uji cepat antigen Covid-19. Kondisi ini kemudian membuat alat rapid test antigen Covid-19 menunjukkan dua garis atau positif.
Oleh karena itu, Bimo mengimbau agar masyarakat tidak melakukan tindakan iseng yang dapat membingungkan masyarakat. Bimo menegaskan, penggunaan alat uji cepat antigen harus dilakukan sesuai petunjuk yang diberikan pabrikan.
" Perbuatan iseng yang membingungkan publik adalah hal yang sangat tidak terpuji dalam kondisi sulit seperti ini," kata Bimo.