© Wam.ae
Virus corona adalah hal yang sangat diperhatikan belakangan ini di seluruh dunia dari berbagai kalangan, tak terkecuali oleh para ilmuwan. Mereka meneliti virus corona ini dari berbagai hal. Dan salah satu penelitian terbaru adalah ternyata virus corona bermutasi, bahkan sampai 40 mutasi.
Melansir dari Alarabiya.net, bermutasinya virus corona membuat Christian Drosten, kepala Institute of Virology di Charite University Hospital di Berlin, tertarik. Dia akhinya mempelajari seorang pasien asal Jerman yang terkena virus corona di Italia, dan pasien asal Jerman yang terpisah yang terkena virus corona sebelum sebelumnya di Munich.
Dari kedua pasien tersebut, Drosten menemukan ada tiga mutasi genetic yang belum pernah sama sekali terlihat dari sampel Wuhan, China, tempat di mana patogen pertama kali terjadi.
Dari situ, Drosten menyimpulkan bahwa varian orang Cina membawa ketiga mutasi tersebut secara independen dalam rute perjalana ke Jerman dan Italia.
Sejak saat itu, penelitian lebih lanjut menunjukkan bukti lebih bahwa virus corona benar-benar bermutasi.
Pada awal maret, Peneliti dari Cina mengidentifikasikan terdapat 149 mutasi dalam 103 genom berurutan dari virus corona. Di minggu yang sama, peneliti dari Brazil dan Inggris mengungkapkan sampel yang terkumpul dari pasien pertama di Amerika Latin agak beda dari ketiga mutasi di Wuhan. Yang terbaru, pengujian jumlah tingginya kasus Islandia mengungkapnya setidaknya ada 40 mutasi virus di negara tersebut.
Kalau menurut beberapa ilmuwan, ya, normal bagi virus termasuk corona untuk bermutasi.
Ewan Harrison, selaku manager proyek ilmiah untuk Covid-19 Genomics IK Consortium, menjelaskan bermutasinnya virus adalah bagian dari siklus hidup mereka.
Makanya, dr. Drerek Gatherer, seorang spesialis penyakit menular di Lancaster University biasa aja alias nggak terkejet mendengar kabar mutasi virus corona di Iceland. Baginya, memang semua virus mengakumulasi mutasi, tapi hanya sedikit yang punya konsekuensi medis.
Virus corona bermutasi berarti sususan genetiknya berubah. Nah, seoran kepala panasihat ilmiah pemerintah Inggris, Patrick Vallance, mengatakan pengurutan sampel genomic membuat para peneliti lebih mudah memahami penyebaran dan perawatan virus corona. Dikabarkan juga para ilmuwan Inggris akan memetakan dan menganalisis kode genetik lengkap dari sampel Covid-19.
Para peneliti di DeCode Genetics yang melakukan pengujian pada 40 mutasi di Islandia mengatakan, mutasi-mutasi tersebut dapat digunakan sebagai sidik jari virus untuk melacak asal-asulnya.
" Sangat menarik dengan 40 varian spesifik yang terbagi dalam tiga kelompok yang dapat ditelusuri kembali ke sumber infeksi tertentu," kata Allan Randrup Thomsen, seorang ahli virologi dengan Departemen Imunologi dan Mikrobiologi di Universitas Kopenhagen.
Thomsen juga menunjukan kecepatan vitu corona ketika mengungkapkan informasi tentang sifatnya. " Dengan menggunakan perubahan kecil ini," lanjut Thomsen, " para peneliti dapat membuat pohon filogenetik, seperti pohon keluarga. Mereka juga dapat membuat hubungan antara berbagai kasus COVID-19 dan mengukur apakah mungkin ada penyebaran virus yang tidak terdeteksi." ksi.
Trevor Bedford dari Fred Hutchinson Cancer Research Center, memprediksi bahwa virus corona SARS-CoV-2 ini sama halnya dengan penyakit virus musiman dengan kemampuannya untuk menghindari vaksin dan kekebalan.
Kalau ditanya berpengaruh pada pehambatan vaksin atau nggak, Zhou Qi sebagai wakil sekretaris jenderal Akademi Ilmu Pengetahuan Cina menjelaskan bahwa mutasi virus corona belum berdampak pada pengembangan vaksin terhadap penyakit ini (Covid-19). Bedford menambahkan, butuh bertahun-tahun untuk mutasi virus corona agar mampu menghambat va