©liputan6.com
Penyebaran virus corona di Indonesia kian meningkat. Kini telah ada lebih dari 100 pasien virus corona covid-19. Beberapa waktu ini beredar berbagai mitos dan hoax seputar virus corona. Salah satunya adalah mengenai cara pengecekan gejala virus korona dengan menahan nafas saja, tanpa perlu ke laboratorium.
Berdasarkan gambar tersebut, terdapat seorang dokter dari jepang yang menginstruksikan jika kita bisa melakukan tes ringan apakah kita terkena virus corona atau tidak, hanya dengan menahan nafas selama 10 detik.
Jika kita bisa menahan 10 detik tanpa masalah, seperti batuk atau tenggorokan gatal. Maka itu berarti tubuh dalam keadaan sehat. Namun jika sebaliknya, ini menandakan adanya infeksi pada paru-paru.
Dalam gambar itu juga dijelaskan jika minum air putih adalah pencegahan utama dari virus corona. Karena jika virus menempel di tenggorokan kita, dan terbawa oleh air ke asam lambung. Maka virus ini akan mati karena terkena asam lambung.
Dilansir dari liputan6.com, Dokter spesialis paru yaitu Agus Dwi Susanto menyatakan jika cara diatas merupakan hoax, dan tidak benar adanya.
Menurutnya, diagnosis pasti untuk seseorang yang memiliki gejala virus corona covid-19 berupa pemeriksaan RT PCR (Reverse transcription polymerase chain reaction). Tes tersebut untuk mendeteksi Virus Corona, yang termasuk kategori jenis virus RNA (ribonucleic acid).
" Pemeriksaan (mendeteksi) COVID-19 dari swab tenggorokan, dahak atau aspirat saluran napas bawah. Barulah hasilnya positif atau negatif dapat diketahui," lanjut dokter yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Jadi kalau kamu sudah mencoba cara ini dan kamu baik-baik saja, bukan berarti kamu 100% nggak memiliki gejala corona ya. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang terkena korona. Mulai dari sistem imun yang rendah, hingga adanya penyakit yang sudah ada ditubuh kita.
Yuk mulai jeli dalam menghadapi berbagai hoax seputar virus corona. Jangan asal percaya ya!
