© Shutterstock
Umumnya, stroke merupakan salah satu penyakit yang menyerang lansia. Orang yang usianya sudah lebih dari 55 tahun, risiko mengidap stroke bakal semakin meningkat.
Namun meski demikian, ternyata melansir dari Hellosehat.com, tak menutup kemungkinan bahwa usia muda seperti remaja juga bisa terserang stroke. Kenapa ya?
Meski umum terjadi pada lansia, remaja juga bisa terkena stroke. Penyebab utamanya adalah tersumbatnya pembuluh darah arteri, kebocoran, atau bahkan pecahnya pembuluh darah. Alhasil, terjadi gangguan alirah darah ke otak, sehingga timbul gejala pada tubuh.
Meski demikian, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan remaja terkena stroke.
Sebagian remaja mungkin mempunyai penyakit jantung bawaan. Sementara itu, masalah jantung bisa menyebabkan detak jantung tak teratur, fungsi jantung bermasalah, bahkan serangan jantung. Kondisi-kondisi tersebut nyatanya bisa menyebabkan stroke. Untuk remaja yang punya penyakit jantun bawaan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan teratur agar mendapatkan penanganan masalah tersebut.
Kondisi ini juga merupakan kondisi darah bawaan yang bisa menyebabkan darah menggumpal karena sebuah proses yang disebut dengan 'sickling', yaitu perubahan bentul sel-sel darah merah ketika menanggapi stres fisik, contohnya infeksi.
Gumplan darah tersebut ternyata bisa terbentuk di seluruh bagian tubuh, termasuk otak. Jika sudah berhubungna dengan otak, maka kemungkinan terkena stroke semakin meningkat.
Masih dengan penyakit bawaan, kali ini kelainan pembuluh darah juga bisa demikian, menyebabkan stroke pada remaja. Seperti halnya aneurisma otak dan malformasi arteri yang bisa menyebabkan darah menggumpal. Alhasil bisa menyebabkan stroke iskemik, dan cenderung bakal pecah, sehingga malah bisa menyebabkan stroke hemoragik.
Remaja pun juga bisa memiliki hipertensi. Jika tidak segera diobati bisa mengganggu pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung bahkan stroke. Hal ini dikarenakan ketidakseimbangan hormon yang bisa memengaruhi darah normal.
Meski terdengarnya jauh sekali hubungannya dengan stroke, dari penelitian di jurnal Cephalalgia 2015, remaja dengan migran punya risiko stroke lebih tinggi. Untuk itu, remaja dengna kondisi ini tak boleh menganggapnya sepele dan harus melakukan evaluasi medis menyeluruh, apakah benar migrain ringan atau malah mini stroke.
Penyakit stroke pada remaja, pada beberapa kasus, terjadi karena adanya infeksi berat. Hal ini disebabkan karena infeksi berat bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel-sel darah pun bisa meningkatkan penggumpalan darah, sehingga jadi stroke. Solusinya untuk orang dengan infeksi berat adalah tetap mengikuti perkembangan imunisasi.
Stroke sangat berkaitan dengan otak. Tentu remaja yang mempunyai trauma kepala, seperti gegar otak atau trauma kepala berat lainnya bisa meningkatkan risiko terkena stroke meskipun usia masih remaja.
Meskipun jarang sekali terjadi pada remaja, ternyataa remaja juga bisa memilki kadar kolesterol yang tinggi karena gangguan metabolisme bawaan. Jika sudah demikian, tinggi risikonya terkena penyakit jantung serta serebrovaskular, bahkan stroke.
Wah, ternyata stroke juga bisa serang remaja ya...