Kabar MSG Berbahaya Cuma Akal-Akalan Amerika? Begini Kronologinya

Reporter : Mutia Wella Lukitasari
Jumat, 9 Oktober 2020 15:29
Kabar MSG Berbahaya Cuma Akal-Akalan Amerika? Begini Kronologinya
Kini dianggap sebagai penambah rasa yang membahayakan dan bahkan menyebabkan kebodohan, ternyata anggapan ini berasal dari sebuah surat kabar di Amerika di tahun 60-an.

Monosodium glutamat (MSG) atau yang sering kita sebut dengan micin sering kali dijadikan alasan dan kambing hitam atas kebodohan seseorang.

Menurut mitos yang ada, banyak mengonsumsi micin bisa membuat seseorang jadi bodoh. Meski fungsinya dapat membuat masakan jadi ebih lezat, namun banyak yang menghimbau untuk tidak mengonsumsi micin. Emang beneran ya micin bikin bodoh?


Dilansir dari BBC.com, berbagai mitos mengenai micin emang nggak ada yang terbukti secara ilmiah. Bahkan badan pengawasan makanan seperti Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menggolongkan Micin atau MSG sebagai bahan yang secara umum aman jika dicampurkan ke dalam makanan.

1 dari 3 halaman

Apa sih MSG itu?

msg


Monosodium glutamat adalah garam natrium dari asam glutamat. Glutamat termasuk dalam kelompok asam amino non esensial penyusun protein yang terdapat juga dalam bahan makanan lain seperti daging, susu, keju, ASI, sayuran dan sebagainya.

Pertama kali ditemukan oleh profesor kimia Jepang Kikunae Ikeda dari Universitas Tokyo pada tahun 1908, MSG adalah garam yang paling stabil yang terbentuk dari asam glutamat, dan salah satu yang terbaik dalam memberikan rasa gurih atau dalam bahasa Jepang disebut umami.

Dengan menambahkan natrium, salah satu dari dua unsur dalam garam meja, memungkinkan glutamat distabilkan menjadi bubuk dan bisa ditambahkan ke dalam masakan, sehingga menghasilkan monosodium glutamat.

2 dari 3 halaman

Chineese Restaurant Syndrome

Ilustrasi Masakan Cumi Saus Padang Pedas

Dilansir dari channel Youtube Umbra School, cerita ini bermula ketika seorang dokter, Dr Robert Ho Man Kwok menulis surat yang dimuat pada koran the New England Journal of Medicine pada tahun 1968, surat tersebut berisi tentang reaksi Dr. Robert Kwok sebagai warga Chineese-Amerika. Ia merasa gejala aneh setiap 15 hingga 20 menit pertama setelah makan makanan di rumah makan Cina.

Gejala ini berlangsung selama 2 jam, ditandai dengan rasa kebas di sekitar punggung dan leher yang kemudian menjalar ke punggung serta jantung yang berdebar.

Sebenarnya Dr Robert Kwok tak yakin apa yang menyebabkan reaksi ini muncul. Namun ia menduga kandungan wine atau anggur beralkohol yang sering digunakan pada makanan Chineese food, karena kandungan garam yang banyak, pemakaian msg atau kombinasi pemakaian ketiga bahan tersebut.

Di akhir surat, Dr Robert Kwok menyampaikan sekiranya ada pihak dari medis yang mengalami hal yang sama, ia bersedia untuk melakukan kerja sama.

3 dari 3 halaman

Penyebab MSG Disebut Berbahaya

Ilustrasi MSG

Selepas itu, redaksi ternyata langsung kebanjiran surat dari pembaca. Semuanya serentak membenarkan ungkapan Dr. Robert Kwok yang juga disertai dengan gejala pusing dan keringat dingin.

Sebagai respon atas surat-surat tersebut, redaksi segera membenarkan jika biang keladi semua itu adalah MSG atau micin. Tak jelas apa pertimbangannya saat itu, pihak surat kabar menyalahkan reaksi ini diakibatkan karena MSG.

Padahal Dr. Robert Kwok telah menyebutkan kemungkinan lain seperti adanya wine atau garam yang berlebih.

Pembahasan tentang chineese restaurant syndrome kemudian ramai dikutip dan dimuat diberbagai surat kabar nasional. Hal ini pun membuat geger Amerika, dan semenjak itu MSG dianggap berbahaya/

Secara perlahan MSG yang awalnya hanya dianggap berbahaya di Amerika, kini jadi meluas hingga ke seluruh dunia dan juga Indonesia. 

Padahal nyatanya hingga kini tak ada penelitian yang membuktikan jika MSG berdampak buruk atau dapat mengakibatkan seseorang jadi bodoh. 

Jadi tak perlu takut mengonsumsi micin lagi ya. Namun perlu diingat jika segala sesuatu yang berlebihan itu tak baik, konsumsi micin secukupnya saja ya guys!

Beri Komentar