©shutterstock.com/Halfpoint
Penyakit ALS atau amyotrophic lateral sclerosis merupakan penyakit yang jarang banget terjadi. Di Indonesia aja, jumlah kasusnya cuman sekitar 15 ribu per tahun. Tapi penyakit ini bisa sangat fatal.
Penyakit ALS mungkin masih terdengar asing di telinga kita. Atau mungkin pernah mendengar nama lainnya, yaitu penyakit Lou Gehrig? Dinamai demikian karena penyakit tersebut menimpa seorang pemain bisbol terkenal, Lou Gehrig. Nah, penyakit ALS ini juga diderita oleh Stephen Hawking, seorang ilmuwan terkenal.
Penyakit ini bersifat progresif. Artinya, semakin buruk seiring waktu. ALS bakalan memperngaruhi saraf di otak dan sumsum tulang belakang yang mengontrol otot. Saat otot semakin lemak, maka penderitanya bakalan mengalami kesulitan berjalan, berbicara, makan, hingga bernapas.
Penyakit ALS mempengaruhi neuron motorik, yaitu sel saraf yang mengirimkan pesan dari otak ke sumsum tulang belakang, untuk kemudian diteruskan ke otot.
Jadi, ada dua jenis neuron motorik, yaitu:
Neuron motorik atas: sel saraf di otak
Neuron motorik bawah : sel sel saraf di sumsum tulang belakang ke otot
Neuron motorik ini mengendalikan semua gerakan otot di lengan, kaki dan wajah. Mereka bakalan ngasih tau otot untuk berkontraksi sehingga seseorang bisa berjalan, lari, atau apapun itu.
Maka, neuron motorik di otak dan sumsusm tulang belakang rusak atau mati.
Saat itu terjadi, maka otak nggak bisa mengirim pesan ke otot. Karena otot nggak dapat sinyal, maka otot bakalan jadi lemah banget. Inilah yang disebut dengan atropi. Akhirnya, otot nggak lagi berfungsi dan seseorang bakalan kehilangan kendali atas gerakannya.
Bicara tentang bahaya, mungkin penyakit yang melibatkan melemahnya fungsi otot bakalan merujuk pada bahaya kehilangan kendali tubuh. Padahal, hal tersebut juga berpengaruh pada otot yang digunakan untuk bernapas.
Akibatnya, penderita bakalan memerlukan alat bantuan bernapasan di malam hari.
Penderitanya masih bisa berpikir dan belajar. Indera mereka berjalan dengan normal. Tapi, penyakit ALS bisa mempengaruhi daya ingat dan kemampuan dalam mengambil keputusan.
Dikutip dari USA Today, kebanyakan penderita penyakit ALS hanya bertahan beberapa bulan setelah didiagnosa. Hanya 10 % pasien yang bertahan hidup lebih dari 10 tahun.
Namun, Stephen Hawkin bisa dibilang keajaiban karena hidup sampai berumur 76 tahun. Dia didiagnosa menderita penyakit ini saat berumur 21 tahun, saat rata-rata orang didiagnosa dengan penyakit ini di usia 50 sampai 70 tahun. Artinya, Stephen hidup dengan penyakit ALS selala 55 tahun.
Nggak ada yang tahu kenapa ini bisa terjadi. Apakah karena deteksi dini? Masih belum banyak bukti nyata mengenai hal tersebut.
Apakah penyebab penyakit ALS ini? Sebanyak 5 sampai 10 persen penderitanya terkena penyakit ini karena faktor keurunan. Sisanya? Masih belum diketahui. Dilansir dari Mayo Clinic, ada kemungkinan kalau penyebab penyakit ini berpusat pada interaski yang kompelks antara faktor genetik dan juga lingkungan.
Ada berbaga faktor risiko, yaitu
Lima sampai 10 persen penderiita mewarisi penyakit ALS ini dari keluarganya
Risiko ALS meningkat dengan bertambahnya usia, dan paling umum antara usia 40 dan pertengahan 60-an
Sebelum usia 65 tahun, pria lebih banyak menderita penyakit ALs ini ketimbang wanita
Sayangnya, penyakit ALS ini nggak bisa disembuhkan. Namun, para ilmuwan terus mengembangkan berbagai penelitain menegnai penyakit ini, termasuk gimana perawatan, obat atau terapi untuk memperlambat dan meredakan gejalanya.
Dikutip dari webmd.com, ada dua obat yang terbukti membantu memperlambat penyakit ini memperpanjang usia mereka yang sudah didiagnosisi penyakit ini. Meskipun obat penyakit ALS ini bisa memperlambat gejala, tapi nggak bisa memperbaiki kerusakan yang sudah terlanjur.
Adalah antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel-sel saraf dari zat beracun yang disebut radikal bebas.
Dapat membantu mengurangi kerusakan saraf motorik dengan mengurangi jumlah glutamat dalam sistem.
Namun, ada juga beberapa obat yang berfusngi untuk membantu meringankan gejala penyakit ASL, seperti penghilang rasa sakit, pelemas otot, hingga untuk menurunkan banyaknya air liur.
Pada awalnya, otot penderita bakalan jadi lemah atau kaku. Trus penderita bakalan bermasalah dengan gerakan halus, seperti gerakan mengancingkan baju, memutar kunci,dan yang lainnya.
Trus bisa juga seseorang tersbeut nggak bisa menggerakkan lengan, kaki, kepala, atau tubuh.
Gejala lainnya juga termasuk:
Penyakit ALs ini seringnya dimulai di tangan, kaki, atau anggota badan lalu menyebar ke bagian lain tubuh.
Umunya enggak di tahap awal, dan rasa sakit jarang terjadi pada tahap selanjutnya. ALS ini juga ngak mempengaruhi kontrol kandung kemih atau indera.
Penyakit ALS memang jarang banget terjadi. Tapi dengan mengetahuinya, bakalan membuat kita semakin mawas terhadap kemungkinan penyakit yang bisa megintai tubuh.