© Business Insider
Belakangan ini, kesadaran masyarakat akan pentingnya diet sebagai langkah penjaga kesehatan mulai bertumbuh pesat. Fungsinya sudah mulai bertumbuh, tak hanya sekedar untuk menurunkan berat badan saja.
Maraknya diet di masyarakat bisa dilihat dari betapa banyak varian pola diet yang biasa diterapkan. Mulai dari diet mayo, atkins, ketogenik, dan masih banyak lagi. Setiap diet menyediakan pola masing-masing yang memungkinkan kita untuk bebas memilih, mana yang lebih cocok.
Salah satu pola diet yang juga sedang populer adalah diet fleksibel. Sesuai namanya, konon diet fleksibel ini cenderung lebih mudah lho. Lalu, apakah diet fleksibel benar-benar ampuh menurunkan berat badan sekaligus menjaga kesehatan? Sefleksibel apa sih diet fleksibel itu?
Simak ulasan berikut ini ya!
Sesuai namanya, diet fleksibel adalah sebuah program penurunan berat badan dan penjaga kesehatan yang tak memiliki aturan ketat terkait jenis makanan yang boleh dan tak boleh dikonsumsi. Artinya, saat menerapkan diet fleksibel kita diperbolehkan mengonsumsi makanan yang biasanya dihindari oleh pelaku diet.
Pola ini sekilas memang membuat kita nampak seolah tak melakukan diet. Jangan salah, sebab meski bebas dalam mengasup makanan apapun, pelaku diet fleksibel tetap harus mengimbangi kegiatan konsumsi dengan olahraga yang teratur.
Selain itu, diet fleksibel juga dilakukan dengan melakukan pelacakan protein, karbohidrat, dan lemak. Fungsinya adalah untuk mengubah komposisi asupan dalam tubuh.
Langkah awal untuk menerapkan pola diet fleksibel adalah dengan menentukan kebutuhan kalori dan makronutrien yang dikalkulasikan dengan jumlah berat badan yang ingin dikurangi.
Makronutrien adalah zat gizi yang akan memberi energi lebih pada tubuh dalam jumlah yanng besar. Oleh sebab itu, penentuan total pengeluaran energi harian dan kebutuhan makronutrien tubuh sangat penting saat kita menerapkan diet fleksibel.
Berdasarkan cara kerjanya, pola diet fleksibel sendiri memang tak bisa disebut sebagai pola diet yang utuh. Seperti kita tahu, pola diet utuh umumnya memiliki aturan yang ketat terkait apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
Tak menerapkan hal tersebut, diet fleksibel pun dipandang lebih seperti gaya hidup. Metode ini dianggap efektif untuk menciptakan hubungan yang sehat dengan asupan yang dikonsumsi. Selain itu, tingkat stresnya juga lebih rendah karena aturan yang longgar.
Meski begitu, sefleksibel-fleksibelnya diet fleksibel, pelaku juga perlu untuk melakukan kontrol diri agar mendapat hasil yang maksimal. Konsultasi dengan ahli gizi serta melakukan olahraga dengan rutin adalah kunci dari keberhasilannya.
Pertama terdengar mudah, tapi ternyata tetap butuh disiplin juga. Gimana, sudah siap untuk menerapkan diet fleksibel?