© 2020 Https://www.diadona.id/Patrick Brinksma@unsplash
Merokok adalah suatu hal yang kerap menimbulkan berbagai penyakit. Salah satunya adalah kanker paru-paru. Hingga kini tingkat pasien terkena kanker ini pun terus meningkat.
"Peningkatan kanker paru juga karena meningkatnya prevalensi merokok di Indonesia," kata dokter spesialis paru Erlang Samoedro, Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) pada tim Merdeka.com.
Menurut Erlang, penurunan penyait perlu seralas dengan penurunan jumlah perokok.
" Jadi kalau mau menurunkan prevalensi kanker paru, prevalensi rokoknya harusnya turun," kata Erlang menambahkan.
Tak hanya itu, bagi perokok pasif, ternyata risiko untuk terkena kankernya memiliki kemungkinan 4 kali lipat jika dibandingkan mereka yang tak terpapar kantor.
" Yang bukan perokok aktif dan bukan perokok pasif (risiko) mendapatkan kanker tergantung genetic susceptibility. Dalam tanda kutip (seperti) dapat lotre," ungkapnya.
Mengenai faktor genetik, Sita menyebutkan jika sampai saat ini masih mencari tahu kerentangan seseorang terhdap kanker paru secara genetik,
" Itu tidak diturunkan. Jadi kanker paru tidak diturunkan tetapi ada genetic suceptibility yang menderita kanker paru," tandasnya.
Jadi meski bukan perokok, mereka yang menghirup pun memiliki resiko yang tinggi dibanding mereka yang tidak.