© Shutterstock
Selama puasa, dorongan untuk bermalas-malasan selalu muncul. Padahal seharusnya kondisi tubuh tetap perlu untuk diperhatikan dengan cara olahraga layaknya di hari-hari biasa.
Meski begitu, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum berolahraga di saat Bulan Ramadan. Dua yang terpenting adalah pemilihan waktu dan durasi olahraga.
Dokter spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Andhika Raspati memberi saran tiga waktu terbaik untuk berolahraga di bulan puasa. Yakni setelah sahur serta sebelum dan sesudah buka puasa.
Melakukan latihan fisik atau berolahraga setelah sahur bisa menguntungkan karena cadangan karbohidrat masih tinggi. Namun ingatlah, semakin lama durasi berpuasa maka semakin turun cadangan ini. Belum lagi ditambah dengan berolahraga yang membutuhkan energi secara cepat.
Oleh karena itu, sebaiknya pertimbangkan durasi dan intensitas latihan. Usahakan tidak melakukan latihan dengan intensitas tinggi yang membuat Anda terlalu banyak mengeluarkan keringat. Anda bisa melakukan jogging, jalan kaki, bersepeda, berenang atau bermain sepakbola dan sebagainya.
" Kalau kita bablas, terlalu semangat, banyak berkeringat, bisa dehidrasi sepanjang hati. Latihan jam 7 pagi misalnya, tiba-tiba keringetan banyak nunggu jam 18.00 lama. Hati-hati ya. Sebisa mungkin batasi keringat," ujar Andhika Raspati, dilansir dari laman Antara.
Untuk meminimalisir keringat berlebihan, Andhika menyarankan Anda mengenakan pakaian yang tipis, melakukan latihan di dalam ruangan ber-AC juga tidak masalah dan ingatlah untuk membatasi durasi agar jangan terlalu panjang.
Bila Anda memilih latihan saat sebelum berbuka puasa, Anda bisa segera minum atau rehidrasi segera saat jam berbuka. Namun, pada saat itu cadangan energi Anda relatif rendah.
" Kalau pilih sebelum sarapan (misalnya di bulan biasanya) orang merasa lebih gampang capek, wajar karena energi lebih rendah. Walaupun ada penggantian gula dari cadangan lain adakalanya enggak bisa menutupi kekurangan sehingga (tubuh) merasa enggak enak," tutur Andhika.
Sebaiknya, usahkan Anda melakukan latihan lower intensity agar dapat menggunakan cadangan lemak karena proses ini membutuhkan adaptasi dari yang semula memanfaatkan gula.
Pilihan ketiga, latihan setelah berbuka. Ini bisa menjadi pilihan aman karena Anda bisa makan dan minum kapanpun. Hanya saja, waktu sempit karena menjelang shalat tarawih.
Sementara itu, ada beberapa waktu yang tak disarankan untuk kita melakukan olahraga. Salah satunya adalah setelah salat tarawih karena waktunya yang terlalu dekat dengan jam tidur.
" Usai olahraga itu afterburn, masih ngos-ngosan, keringetan, enggak ngantuk, tidurnya mundur akhirnya sahurnya bablas," ujar Andhika.
Senada dengan pernyatan tersebut, pakar gizi klinik dari Universitas Indonesia, Putri Sakti, juga menyarankan untuk tak berolahraga mendekati jam tidur.
Selain itu, sesuaikan waktu berolahraga dengan kondisi udara dan pakaian. Andhika tidak merekomendasikan Anda mengenakan jaket plastik apalagi saat berpuasa dengan tujuan untuk membakar lemak lebih banyak melalui keringat.
Hal itu ternyata salah, sebab menurut dia tidak ada hubungan antara pembakaran lemak dan keringat. Sebaiknya, pilihlah pakailah yang menyerap keringat sehingga tidak menyebabkan Anda mengalami dehidrasi saat berpuasa.
Terakhir, usahakan mendapatkan waktu tidur yang cukup. Latihan fisik membutuhkan pemulihan agar Anda bisa mendapatkan manfaat darinya. Putri menyarankan Anda tidur selama 7-8 jam per hari. Saat Ramadhan, Anda bisa menyempatkan tidur satu jam lebih awal, tidur satu jam setelah shalat subuh dan sempatkan tidur siang selama satu jam.