© Shutterstock
Istilah tantrum adalah istilah yang kerap ditujukan pada anak kecil, khususnya toddler atau balita. Istilah itu mengacu pada situasi saat anak kecil menangis sambil berteriak dan meronta-ronta. Biasanya, tantrum pada anak kecil bisa disebabkan oleh tindakan mencari perhatian karena keinginannya tidak dituruti.
Tapi, ternyata tantrum tidak hanya terjadi pada anak kecil semata. Kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa dan dianggap sebagai masalah yang serius. Langsung simak penjelasannya di bawah ya!
Orang dewasa juga bisa mengalami tantrum. Kondisi ini terjadi saat mereka tidak bisa mengatasi emosi negatif atau tidak bisa menenangkan diri. Hal ini melibatkan pergolakan emosional karena frustrasi atau kemarahan. Dalam beberapa kasus, tantrum pada orang dewasa juga mungkin berhubungan dengan kondisi kesehatan mental, termasuk gangguan kepribadian.
Kadang, tantrum orang dewasa digunakan sebagai sarana untuk memanipulasi orang lain. Kalau seseorang merasa malu atau takut, mereka mungkin sengaja mengamuk. Orang mungkin hanya mengamuk kalau mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Berikut adalah beberapa jenis tantrum pada orang dewasa:
1. Diam
Dalam kemarahannya, orang dewasa tantrum dengan keheningan ini mungkin menginjak, mondar-mandir, atau menghalangi jalan orang lain. Mereka mungkin menolak untuk berbicara atau mendengarkan.
2. Mengomel
Orang dewasa juga biasanya mengomel, membentak, dan menghina orang lain. Pada jenis tantrum ini, orang dewasa yang tantrum terkadang juga membanting pintu atau barang tertentu. Parahnya lagi, mereka juga mungkin akan mengancam orang lain, atau bahkan melakukan kekerasan fisik sebagai pelampiasan.
Kadang, apa yang tampak seperti tantrum pada orang dewasa, bisa jadi adalah indikasi akan kondisi medis tertentu. Sebagai contoh, serangan panik yang membuat orang dewasa jalan mondar-mandir dengan mata terbelalak dan napas yang tersengal-sengal.
Hal ini mungkin terlihat seperti amukan, tetapi serangan panik adalah gejala fisik dan mental yang intens, bukan sekadar reaksi emosional.
Seseorang mungkin juga mengalami ledakan karena sensorik yang berlebihan, atau menangis karena kesedihan. Meskipun ini mungkin tidak biasa untuk dilihat di depan umum, itu tidak sama dengan tantrum.
Kalau kamu merasa punya masalah dengan pengelolaan emosi, sebaiknya segeralah periksakan kondisimu ke psikolog.
Semoga informasi ini bermanfaat ya!
