© Simplek12.com
Beberapa orang yang saya kenal, termasuk saya, sering merasa nggak nyaman kalau buang air besar (BAB) alias buang hajat di toilet duduk. Tapi menurut saya, nyaman atau nggak nyaman hanyalah soal preferensi seseorang.
Kalau dilihat dari kacamata kesehatan, bagaimana? Jika BAB di toilet duduk ternyata lebih berdampak baik untuk kesehatan, apakah saya atau orang-orang yang tadinya memilih toilet jongkok akan beralih ke toilet duduk?
Untungnya, menurut beberapa sumber, BAB atau buang hajat sebaiknya dilakukan di toilet jongkok atau dalam posisi jongkok.
Alasan pertama adalah karena BAB dapat mengurangi ketegangan, begitu yang dikatakan Rebekah Kim, seorang ahli bedah kolorektal di Center for Pelvic Floor Disorders at Virgia Hospital Center, kepada NPR.
Ahli bedah kolorektal itu juga menambahkan bahwa dengan berkurangnya ketegangan, kemungkinan besar jaga risiko terkena wasir pun akan sedikit, walau sebenarnya belum ada studi klinis yang membuktikannya.
Alasan kedua berangkat dari Self, bahwa berjongkok dapat membuat buang 'hajar' atau BAB menjadi lebih lancar karena penempatan saluran pencernaan berada di jalur yang benar.
Tempat pemberhentian terakhir 'kotoran' yang akan dikeluarkan adalah rektum (bagian terakhir usus besar) dan saluran anus. Kalau di toilet duduk, kamu akan menciptakan posisi 90 derajat, yang membuat 'kotoran'-mu nggak mudah untuk dibuang. Makanya, banyak orang ketika buang 'hajat' di toilet duduk tapi sambil melakukan berbagai. Karena, ya, bosen nunggu 'kotoran' turun.
Tapi kalau kamu duduk, otot-otot akan rileks dan sudut rektum akan melebar, sehingga proses pembuangan 'kotoran' pun menjadi lebih lancar. Sehingga, kamu nggak akan membuang-buang waktumu hanya untuk buang 'hajat, nggak seperti BAB kalau duduk.
Kalau kamu adalah orang yang kalau mau BAB di toilet duduk dan ingin beralih menggunakan toilet jongkok, kamu bisa mengubah kebiasaan itu dengan pelan-pelan. Tapi kalau mau tetap menggunakan toilet duduk, nggak ada yang, kok!
Semoga bermanfaat, ya!