© Shutterstock.com/g/Arifbiswas
Otoritas kesehatan Eropa dan Amerika Serikat mulai waspada terkait penyebaran cacar monyet, penyakit virus langka yang pertama kali terjadi di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970-an. Melansir dari Tempo, ditemukan beberapa kasus baru yang muncul di sejumlah negara Eropa, sedangkan Amerika Serikat telah mengonfirmasi infeksi pertamanya.
Pada hari Rabu, Portugal telah mengidentifikasi lima kasus cacar monyet, Spanyol sedang menguji 23 kasus potensial, sedangkan negara bagian Massachusetts (AS) mengumumkan telah menemukan kasus pada seorang pria yang usai melakukan perjalanan dari Kanada.
Inggris menjadi negara pertama yang mengonfirmasi kasus cacar monyet pada wal bulan ini dan telah mendeteksi tujuh kasus. Bekerja sama dengan WHO, Inggris menyelidiki penyebaran virus pada seorang pria yang telah melakukan perjalanan dari Nigeria.
Otoritas kesehatan menduga beberapa infeksi mungkin terjadi lewat kontak seksual. Pasalnya, empat kasus di Inggris diidentifikasi di antara orang-orang yang mengunjungi klink kesehatan seksual usai mengalami ruam yang terkait dengan cacar monyet.
" Belum ada sumber infeksi yang dikonfirmasi baik untuk keluarga atau klaster GBMSM. Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, infeksi tampaknya diperoleh secara lokal di Inggris. Tingkat penularan lokal tidak jelas pada tahap ini dan ada kemungkinan identifikasi kasus lebih lanjut," ujar pihak WHO.
Lima pasien Portugal, dari 20 kasus yang dicurigai, semuanya berada dalam kondiri stabil. Sedangkan otoritas kesehatan di Madrid mengatakan jika kasus yang terjadi di Spanyol tampaknya terkait dengan kontak seksual.
" Secara umum, penularannya melalui obat tetes pernapasan tetapi karakteristik dari 23 dugaan infeksi menunjukkan bahwa penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh selama hubungan seks. Semuanya adalah pria dewasa muda dan kebanyakan dari mereka adalah pria yang melakukan hubungan seksual dengan pria lain, tetapi tidak semuanya," ujar Elena Andradas, kepala kesehatan masyarakat di wilayah Madrid.
Seorang pehabat kesehatan di AS mengatakan, pria Massachusetts yang mengalami cacar monyet, sempat pergi ke Kanada pada akhir April lalu. Ia kembali ke rumah pada awal Mei dan saat ini sedang mendapat perawatan di rumah sakit.
Meski baru ditemukan satu kasus, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan bersiap untuk menghadapi kemungkinan meningkatnya kasis tersebut. Mereka juga telah melakukan kontak dengan rekan-rekan di Inggris dan Kanada untuk penyelidikan, tapi sejauh ini belum ditemukan hubungan yang jelas.
Cacar monyet hampir mirip dengan cacar manusia, biasanya ditandai dengan penyakit seperti flu dan pembengkakan kelenjar getah benih, yang kemudian diikuti dengan munculnya ruam di wajah dan tubuh. Kebanyakan orang akan sembuh dari kondisi ini dalam beberapa minggu, namun penyakit ini bisa berakibat fatal utamanya pada anak-anak.
Virus cacar monyet memiliki dua jenis, yakni clade Afrika Barat dan clade Congo Basin (Afrika Tengah). Rasio kasus-fatalitas untuk clade Afrika Barat telah didokumentasikan menjadi sekitar 1 persen, dan hingga 10 persen untuk pasien dengan clade Congo Basin.
WHO menyatakan vaksinasi cacar sebenarnya efektif melawan cacar monyet. Namun, dengan berakhirnya program vaksinasi cacar massal berarti orang di bawah usia 40 atau 50 tahun tidak lagi memiliki perlindungan untuk kondisi tersebut.
Well, gimana nih menurutmu?