© Shutterstock
Orang-orang yang narsis dalam istilah disebut dengan gangguan kepribadian narsistik. Orang dengan kepribadian ini akan menganggap bahwa dirinya adalah segala-galanya, sangat penting, dan harus dikagumi.
Orang dengan kepribadian narsisme umumnya dianggap buruk. Namun siapa sangka, dilansir dari Boldsky, orang dengan narsisme akan jarang mengalami depresi dan stres lho!
Pernyataan ini tentu nggak sembarangan ngomong. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Queen's University Belfast.
Penelitian tersebut mengungkapkan, justru karena orang yang narsis memiliki kurang empati dan harga diri, masalah kesehatan mental bisa mereka runtuhkan. Jadi, narsisme itu bisa memperoleh hasil yang baik?
Narsisme yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan melihat diri mereka adalah segala-sagalanya dari orang lain berarti memiliki tingkat 'perasaan penting' yang tinggi dan merasa nyaman dengan adanya status serta power.
Para peneliti menjelaskan bahwa sifat narsisme yang seperti itu ternyata berdampak bagus pada kesejahteraan mental. Kepercayaan diri dan orientasi tujuan orang dengan narsisme sangat erat kaitannya dengan rendahnya risiko terkna gejala depresi atau stres.
Selain itu, orang dengan narsisme akan memiliki kepribadian inklusivitas. Artinya adalah dia selalu berusaha menempatkan diri dlaam sudut pandang orang atau kelompok orang lain, dan hal ini penting dalam memahami suatu masalah.
Meski para peneliti mengatakan aspek-aspek yang ada pada orang dengan narsisme bisa berdampak buruk, perlu diketahui bahwa nggak semua narsisme itu punya hasil yang baik. Sebab faktanya gangguan kepribadian narsistik bisa menyebabkan hidupmu bermasalah.
Namun tenang saja, gangguan tersebut bisa diatasi dengan terapi dan perubahan gaya hidup yang tepat, kok!
Semoga bermanfaat!