© Inquirer.com
Beberapa waktu ini media sosial sedang ramai dengan suatu gangguan mental yang membuat penderitanya menimbun barang-barang bekas, tak terpakai hingga sampah.
Disebut dengan Hoarding Disorder, gangguan mental ini menyebabkan perasaan berat dan kesulitan bagi penderitanya untuk melepaskan barang-barang yang ada dan karena penderita merasa memiliki kebutuhan untuk menyelamatkan atau mengamankan barang-barang tak terpakai tersebut.
Akibatnya, akan ada penumpukan barang hingga sampah yang berlebihan dan akan berdampak negatif pada hidup penderitanya.
Dilansir dari American Psychiatric Association, Hoarding disorder adalah gangguan psikopatologis yang dapat ditimbulkan dari kesulitan bagi seorang individu untuk membuang dan melanjutkan aktivitas mengoleksi benda yang bersifat tidak terlalu penting.
Dilansir dari Merdeka.com, sebenarnya seiring bertambahnya usia, kita akan mulai menyimpan hal-hal yang tak dibutuhkan. Namun bagi penderita Hoarding Disorder, terdapat beberapa gejala utama yang akan terlihat,
1. Menyimpan barang yang tidak diperlukan secara berlebihan.
2. Terus-menerus merasa kesulitan membuang atau berpisah dengan barang-barang tersebut, terlepas dari nilai barang yang sebenarnya.
3. Merasa perlu untuk menyimpan barang-barang tersebut, dan menjadi kesal dengan pikiran membuangnya.
4. Sampai pada titik di mana kamar menjadi tidak dapat digunakan lagi dengan leluasa karna tertutup oleh barang/sampah hasil penimbunan.
5. Memiliki kecenderungan ke arah keraguan, perfeksionisme, penghindaran, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
Nah jadi kalau saat ini kamu atau orang disekitarmu merasa memiliki gejala atau mungkin pertanda adanya gejala, maka perlu segera memeriksakannya ke dokter terkait ya.
Meski tak membahayakan nyawa, namun gangguan ini akan mengganggu diri sendiri dan juga orang disekitar lho.