© Shutterstock.com
Salah satu elemen bangunan rumah yang tidak kalah penting adalah lantai. Umumnya, di setiap hunian selalu menggunakan bahan ubin keramik sebagai materialnya. Para pengembang tentu akan merekomendasikan pengguanan keramik untuk melapisi lanta pada banguanan.
Namun, ada juga lho beberapa orang yang menggunakan material lain pengganti keramik, seperti parket.
Parket atau yang sering disebut lantai kayu bisa dikatakan adalah antitesis dari keramik. Dengan karakter yang bertolak belakang, pada akhirnya yang menentukan jenis lantai apa yang dipakai antara ubin dan parket adalah preferensi pemilik hunian yang disesuaikan dengan gaya interior.
Lalu lebih bagusan mana, keramik atau parket?
Pada dasarnya material parket terdiri dari dua jenis bahan. Ada yang terbuat dari kayu solid dan ada juga yang terbuat dari kayu olahan atau laminate. Parket apapun yang Moms pilih, kekuatannya yang relatif tahan lama dan bisa disandingkan dengan keramik yang umumnya terbuat dari tanah liat atau mineral logam.
Motif parket juga beragam dan bisa disesuaikan dengan selera Moms. Baik motif alami dari kayu solid seperti jati atau mahoni, atau motif kontemporer yang geometris, dekoratif, dan kompleks yang bisa dibuat dari kayu olahan.
Tak hanya itu, permukaan parket yang halus pun bukan hanya membuatnya tampak elegan, tapi menjadikan parket mudah dibersihkan, baik disapu maupun dipel. Hampir serupa dengan material keramik, parket juga memiliki permukaan yang halus dan licin.
Di balik kelebihannya, parket ternyata butuh perawatan super ekstra dibanding dengan keramik. Untuk mencegah retak, pecah, atau patah parket dan keramik memang harus dipasang pada permukaan yang benar-benar rata. Pemasangan parket yang tidak tepat bisa menyebabkan suara berderit yang akhirnya mengganggu penghuni rumah. Pemasangan yang tidak rapat membuatnya berderit saat diinjak.
Bahan kayu baik kayu solid atau kayu olahan, rawan menjadi lapuk karena kondisi lembap berkepanjangan. Saat lapuk, parket bisa mulai pecah di ujung-ujungnya hingga akhirnya patah ditambah dengan beban yang harus ditopang saat diinjak. Untuk itu pastikan parket bebas dari air ya Moms.
Jangan mengepel dengan cairan pembersih yang terlalu banyak supaya tidak terlalu basah dan cepat kering. Segera bersihkan tumpahan-tumpahan air, kebocoran yang jatuh ke lantai, dan pastikan ruangan yang berparket memiliki ventilasi udara yang baik untuk mencegah lembab berlebihan.
Keramik dan parket punya kekuatan yang bisa dibilang setara Moms. Bahan dasar pembentuk keramik memastikan ketahanannya. Material keramik juga punya variasi warna dan motif yang beragam. Selain itu, permukaannya yang licin serta halus membuatnya mudah dibersihkan.
Satu hal yang membedakan dan membuat ubin keramik unggul adalah kesejukan yang dibawanya. Keramik tidak menyerap dan menahan panas, berbeda dengan kayu yang menyerap panas dan menyimpannya di pori-porinya. Hal ini membuat keramik akan terasa lebih dingin dibandingkan parket.
Walau material parket bisa retak dan pecah bila diberikan beban yang terlalu berat, keramik biasanya lebih rentan untuk retak dan pecah akibat pola dan struktur pemasangan yang berbeda dari parket. Saat pecah pun, keramik akan lebih berisiko dan berbahaya untuk penghuni rumah karena pecahannya bisa melukai kaki.
Belum lagi risiko terpeleset akibat lantai yang licin. Kembali lagi, lantai parket pun bisa saja licin akibat basah atau lembap, tetapi keramik biasanya punya permukaan yang lebih licin dibandingkan parket, terutama pada jenis-jenis tertentu dan tingkat kekerasan yang lebih tinggi dari parket.
Jika disuruh memilih maan yang lebih baik, hal itu kembali lagi kepada selera dan kebutuhan akan penghuninya. Untuk esensi perawatan memang lebih perlu perhatia ekstra pada parket. Jika Moms memerlukan lantai untuk segi keawtan bisa memilih keramik. Jadi, semua memang tergantung dengan keinginan serta tak lupa sesuaikan juga dengan konsep dekorasi serta budget ya Moms.
Semoga membantu!