© Freepik.com/jcomp
Membangun rumah memang diperlukan berbagai pertimbangan matang mulai dari pemasangan fondasi hingga pada proses finishing. Tak kalah pentingnya, hal yang perlu difikirkan adalah mengaplikasikan elemen sebagai atap rumah dengan pilihan menggunakan genteng atau galvalum.
Berikut ini Diadona.id ulas beberapa kelebihan dan kekurangan kedua elemen tersebut untuk menjadikannya bagian atap rumah yang ideal bagi sebuah bangunan.
Genteng menjadi bahan atap rumah yang banyak dipilih untuk hunian hingga kini selain material triplek atau kayu. Namun, ketiga material tersebut tak lagi banyak dipilih untuk konsep desain rumah modern masa kini.
Sebaliknya, para arsitek lebih memilih bahan galvalum atau yang lebih kerap disebut dengan baja ringan untuk atap rumah. Bukan tanpa alasan, pemilihan material ini mengacu pada desain hunian yang ada di Jepang.
Galvalum sendiri merupakan singkatan dari galvanis dan aluminium, terbuat dari baja berkualitas tinggi. Sifatnya yang ringan dan tipis tentu menjadi nilai kelebihann tersendiri.
Namun, apakah penggunaan galvalum akan lebih baik daripada genteng?
Jika diperhitungkan dengan menggunakan rangka penuh, galvalum lebih tahan terhadap serangan rayap yang biasanya terjadi pada atap bermaterial kayu atau triplek.
Bahannya yang terbuat dari baja tentu saja membuat atap galvalum tahan dari serangan hama. Hal ini juga membuat pemeliharan atap baja ringan menjadi lebih mudah dari pada kompetitornya.
Jika atap terus-menerus diserang rayap, bisa dibayangkan kan berapa banyak uang yang harus Moms keluarkan untuk menggantinya?
Atap galvanum didesain bertahan untuk waktu yang lama sehingga Moms tidak perlu khawatir sering mengeluarkan uang untuk biaya pemeliharaannya.
Sifatnya yang ringan membuat atap galvalum mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini tentu aja akan mempermudah dan mempercepat proses pembuatan rumah. Selain itu, ada juga atap galvalum siap pasang yang pemasangannya jauh lebih cepat dari pemasangan atap kayu atau triplek.
Jika menggunakan genteng, akan lebih memakan banyak waktu dalam proses pemasangannya. Tak hanya itu, jumlahnya yang terlampau banyak jika dihitung satuan, membuatnya kian tidak praktis.
Dibandingkan dengan atap berbahan kayu, tripleks, dan genteng, atap berbahan baja tentu saja akan lebih menyerap panas. Hal ini tentu saja akan membuat jengkel jika Moms tidak suka rumah yang gerah.
Namun, tentu saja panas tidaknya rumah tetap bergantung pada iklim setiap wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan juga, menggunakan atap galvalum juga akan mengeluarkan bunyi nyaring saat hujan bila Moms tidak memasang peredam yang tepat.
Sayangnya, sumber daya manusia yang diandalkan untuk memasang galvalum masihlah sedikit. Banyaknya tukang yang belum familiar dengan prosedur pemasangan atap galvalum membuat biaya pemasangan menjadi mahal bila dibandingkan dengan pemasangan atap dengan material kayu, triplek, dan genteng.
Bagaimana jika Dilihat dari unsur estetika?
Berbeda dengan bahan kayu yang telihat cantik ketika terekspos, tampilan atap galvalum justru terlihat membosankan jika diaplikasikan dengan cara demikian. Maka dari itu, atap dari baja ini harus ditutup untuk menghadirkan nilai estetika rumah.
Nah, sudah ada gambaran dong Moms ingin menggunakan atap genteng atau galvalum. Semoga membantu.