© Liputan6.com/Faizal Fanani
Sudah satu tahun lebih kita berkutat dengan pandemi. Penyebaran virus corona yang mematikan sempat membuat perputaran roda kehidupan melambat, bahkan berhenti. Namun nampaknya belakangan orang-orang mulai bisa beradaptasi dan menemukan celah agar tetap bisa beraktivitas.
Salah satunya adalah dalam hal pernikahan. Pandemi memang sempat membuat banyak rencana pernikahan tertunda, namun akhirnya kita dapat menemukan solusi terbaik agar urusan percintaan tetap bisa berjalan berbarengan dengan usaha menjaga kesehatan.
Virus corona memang nggak cuma menyerang kesehatan fisik dan mental, tapi juga finansial. Di balik kelamnya pandemi, ternyata kondisi tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk menggelar pernikahan dengan anggaran rendah lho. Konon, biaya pernikahan di kala pandemi dapat ditekan hingga angka 50-70 persen!
Hmm, gimana ya cara terbaik untuk menyiasati anggaran pernikahan di masa pandemi? Simak tips berikut ini yuk, Diazens!
Ingat tren pernikahan praktis ala Sherina dan Baskara Mahendra pada 2020 lalu? Model pernikahan semacam ini bisa kembali kita terapkan di masa pandemi. Kalau biasanya kita masih memikirkan perasaan nggak enak kalau cuma mengundang beberapa orang saja, kali ini kita bisa menggunakan situasi pandemi sebagai alasan tambahan, tentu alasan ini nggak dibuat-buat ya.
Kita bisa melakukan diskusi dengan pasangan dan keluarga untuk rencana pernikahan praktis, misal hanya lewat akad nikah di KUA yang dilanjutkan dengan makan-makan bersama keluarga inti. Untuk pengganti resepsi, kita bisa mengirim kotak berkat pada orang-orang terdekat.
Esensi pernikahannya dapet, suasana lebih hangat, nggak menimbulkan kerumunan pula. Good deal kan?
Berutang memang jadi salah satu jalan pilihan untuk memenuhi kebutuhan, tapi untuk urusan pernikahan, hal ini nggak disarankan. Soalnya, waktu kita memutuskan untuk berutang demi menggelar pernikahan, ini sama saja dengan memulai kehidupan baru bersama pasangan dalam kondisi keuangan yang minus.
Alih-alih mencari uang yang nggak kita miliki, sebaiknya kita melakukan penyesuaian keuangan dari segala aspek untuk menggelar pernikahan yang ideal. Selalu berpatok pada kemampuan sebelum memilih lokasi dan segala vendor. Kita juga bisa mengakali biaya cetak-mencetak dengan mengirim undangan digital.
Terakhir, utamakan menyewa alih-alih membeli, kecuali barang yang kita beli terlihat bakal berguna dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam kondisi keuangan terbatas plus situasi pandemi yang tak menentu, kita nggak bisa berharap semua keinginan terwujud. Berkompromi adalah kunci untuk dapat menggelar pernikahan di kala pandemi.
Fokuskan pengeluaran untuk pos-pos yang dirasa esensial. Misal, jika sudah sepakat dengan pasangan untuk menggelar resepsi, pilih satu aspek yang ingin dioptimalkan. Jika ingin makanan yang disajikan enak dengan porsi yang banyak, maka harus ada kebutuhan lain yang dikorbankan seperti pemilihan suvenir yang tak terlalu mahal untuk menghindari pembengkakan biaya.
Ingat juga bahwa di masa pandemi seperti ini, kebutuhan seperti tempat cuci tangan, sabun, hand sanitizer, masker, serta thermo gun tergolong sebagai protokol kesehatan yang wajib dipenuhi dan perlu dipertimbangkan dalam hitung-hitungan keuangan.
Beberapa orang mungkin berharap untuk tetap bisa menggelar resepsi pernikahan besar-besaran seperti di masa-masa pra-pandemi. Namun, situasi ini justru seperti memberi opsi dan membuka mata kita bahwa resepsi dengan segala printilannya sangat bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing.
Terlepas dari situasi yang masih belum menentu ini, semoga rencana pernikahan Diazens bisa berjalan dengan baik dan tetap mematuhi protokol kesehatan, ya!