© Shutterstock
Momen peralihan bisa jadi masa-masa yang paling sulit untuk setiap orang. Misal, kamu sudah menjadi seorang pekerja alias first jobber dengan penghasilan sendiri, namun masih tinggal di bawah atap yang sama bersama orang tua. Di satu sisi kamu sudah merasa hidup mandiri, namun di sisi lain kamu masih merupakan tanggung jawab mereka.
Kondisi ini biasanya menimbulkan dilema saat akan berkeluh kesah, terlebih soal finansial. Enaknya masalah keuangan diceritakan ke orang tua nggak ya?
Kalau itu pertanyaannya, Diadona menyarankan kalian untuk tetap menceritakan masalah keuangan pada orang tua. Berikut ini adalah empat alasannya.
Salah satu amunisi paling utama yang dimiliki orang tua adalah pengalaman. Sebelum kita lahir, mereka sudah banyak makan asam garam kehidupan, termasuk untuk urusan keuangan.
Dengan mendengarkan pengalaman orang tua, kita jadi bisa meniru langkah-langkah yang membuat mereka berhasil dan menghindari kesalahan-kesalahan tanpa harus merasakan kerugiannya terlebih dahulu.
Kalau ditanya tentang siapa sosok yang paling mengenal pribadimu, jawabanna adalah orang tua. Mereka melihat tumbuh kembang dan mengenal dengan baik karaktermu. Oleh karenanya, mereka akan bisa mengeluarkan berbagai petuah yang nggak cuma bijak, tapi juga sangat personal terkait keuangan.
Di usia dewasa, apalagi kalau kamu berkecimpung di dunia bisnis, nggak semua orang bisa dengan mudah dipercaya. Niatmu yang awalnya bercerita masalah keuangan untuk mendapat nasihat bisa berbalik jadi kerugian yang dimanfaatkan orang nggak bertanggung jawab. Kalau sudah begitu, satu-satunya orang yang lebih bisa kamu percaya nasihatnya adalah orang tua.
Salah satu job desc utama orang tua adalah mendengar berbagai keluh kesahmu sejak lahir hingga dewasa. Masalah keuangan adalah salah satu yang bisa kamu ceritakan dengan bebas pada orang tua tanpa perlu takut mendapat tanggapan judgemental.
Kesulitan terkait masalah keuangan memang sebaiknya diserahkan pada mereka yang ahli seperti perencana keuangan, namun menceritakannya pada orang tua juga tetap bisa jadi opsi.
Anggap saja hasil konsultasi pada ahli sebagai solusi teknis, sementara berkeluh kesah pada orang tua sebagai solusi psikologis.
Makin banyak pilihan, makin baik kan?