© Aviva.com.sg
Banyak orang tua merasa anak-anak mereka belum perlu untuk diajari tentang konsep keuangan. Terlalu rumit lah, belum waktunya lah, dan segudang alasan lain.
Hal ini menyebabkan banyak anak malah lebih dulu memegang uang sebelum mengetahui bagaimana cara memanfaatkannya dengan baik. Akibatnya, nggak sedikit anak yang punya kebiasaan buruk dengan uang yang terbawa hingga ia dewasa.
Kalau kamu sebagai orang tua masih ragu untuk apa mengajari anak tentang masalah keuangan, berikut ini adalah ulasan yang telah Diadona susun.
Fungsi uang yang nggak sekedar digunakan sebagai alat tukar, tapi juga perlu dipos-poskan sesuai tujuannya sangatlah penting untuk mulai diajarkan pada anak. Pengenalan konsep anggaran sejak dini akan membantu anak agar dapat menyesuaikan pembelian dengan uang yang dimiliki.
Sering lihat anak merengek di minimarket atau mall karena minta dibelikan suatu barang? Hal itu terjadi karena di usia yang sangat dini, pembelian seorang anak cenderung dilakukan karena dorongan keinginan, bukan kebutuhan. Jadi tugas orang tua untuk membantu anak mengenali apa saja yang harus dipenuhi sebagai kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Jika sudah memahaminya, anak akan bisa lebih dewasa dalam mempertimbangkan sebelum membeli sesuatu.
Menabung adalah kata yang kita kenal sejak kecil. Namun nyatanya saat dewasa sebagian besar dari kita juga masih kesulitan mempraktikkannya. Belajar dari kesalahan, selain mengenalkan anak pada arti kata menabung, biasakan juga ia untuk melakukan tindakan tersebut.
Ajak dia menyisihkan uang saku sedikit demi sedikit. Bebaskan ia memilih mau diapakan uang tersebut saat sudah terkumpul agar ia merasakan manfaat dari menabung secara langsung.
Untuk orang dewasa, uang berlaku lebih dari sekedar alat tukar. Dalam jumlah tertentu, uang juga berarti tanggung jawab. Tularkan pengertian ini pada anak.
Jelaskan bahwa apa yang kita lakukan dengan uang selalu ada konsekuensinya. Kalau boros kita nggak akan punya uang di hari selanjutnya, kalau hemat kita bisa punya uang dengan waktu yang lebih lama, dan banyak contoh kasus lagi untuk menumbuhkan tanggung jawab anak terhadap uang.
Memberi kebebasan adalah sebuah PR besar untuk orang tua. Di satu sisi orang tua ingin anak mereka mengeksplor hidupnya seluas mungkin, namun di sisi lain ada rasa khawatir yang nggak bisa dihindari, termasuk dalam hal keuangan.
Kebanyakan orang tua cenderung mengontrol aktivitas keuangan anak, bahkan untuk uang yang sebenarnya sudah menjadi milik mereka sendiri seperti salam tempel lebaran dan uang saku harian.
Coba biarkan dia belajar dari contoh kasus yang akan dihadapi sendiri lewat uang-uang yang dimilikinya. Tugas orang tua hanyalah memberi bekal dan mengawasi, serta membantu jika anak nampak butuh bantuan.