© IStockphoto
Dalam menjalani kehidupan yang serba berisiko, memanfaatkan asuransi jadi keputusan yang sangat krusial. Pemanfaatan asuransi sebagai jaring pengaman memang sudah umum digunakan dalam berbagai hal.
Pendidikan, kesehatan, sampai kendaraan jadi hal-hal yang biasa diasuransikan untuk memberi jaminan rasa aman di kemudian hari.
Beberapa tahun belakangan sering kita baca dan dengar di berbagai media berita tentang para pesohor yang mengasuransikan bagian tubuh tertentu. Meski sama-sama berkaitan dengan diri individu, namun asuransi ini jelas berbeda dengan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan.
Selebriti kontroversial Nikita Mirzani, misalnya. Pada 2016 silam, ia mengungkap telah mengasuransikan beberapa bagian tubuhnya, mulai bibir sampai payudara. Nilai asuransinya pun tidak main-main, yakni mencapai miliaran rupiah.
" Habis miliaran doang buat asuransi. (Selain payudara) bibir juga Niki asuransiin. Soalnya sensual tidak beraturan gimana gitu. Diasuransiin sudah dua tahun lalu," ujar Nikita Mirzani dalam wawancara bersama Liputan6.com.
Pada dasarnya, asuransi yang melindungi bagian tubuh tertentu belum disinggung dalam peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (UU Perasuransian) hanya mengatur secara umum jenis-jenis asuransi, yakni membedakan asuransi umum, asuransi jiwa, dan reasuransi.
Kendati demikian, pada praktiknya beberapa perusahaan asuransi sudah menyediakan pilihan untuk mengasuransikan bagian tubuh tertentu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) beberapa waktu silam.
" Mulai ada kok perusahaan asuransi di sini yang memberi jaminan proteksi buat bagian tubuh. Kebanyakan bagian tubuh ini merupakan aset yang bisa menghasilkan pendapatan buat mereka," terang Direktur Eksekutif AAUI, Julian Noor.
Sejauh ini, berdasarkan penjelasan dari Julian, peminat asuransi bagian tubuh didominasi oleh mereka yang datang dari dunia hiburan, para pejabat, serta pemain sepak bola dan atlet olahraga lainnya.
" Ada satu atau dua artis yang sudah asuransi bagian tubuh, pejabat (juga ada). Pemain sepak bola, seperti di luar negeri, mengasuransikan kakinya," ujar Julian.
Berdasarkan penjelasan di atas, sejauh ini asuransi bagian tubuh memang hanya diminati oleh beberapa golongan masyarakat saja. Rata-rata dari mereka punya bagian tubuh tertentu yang dijadikan alat utama dalam mencari penghasilan.
Tentu tak tertutup pula kemungkinan untuk kita masyarakat awam ikut mengasuransikan satu atau lebih bagian tubuh yang kita miliki. Hanya saja, kita juga harus memastikan bahwa hal-hal yang punya urgensi lebih tinggi, seperti kesehatan dan pendidikan, sudah ter-cover lebih dulu. Belum adanya payung hukum yang jelas dan tegas mengatur soal asuransi bagian tubuh juga bisa jadi pertimbangan.
Jadi gimana Diazens, ada kah bagian tubuhmu yang ingin kamu asuransikan?