© 2021 Https://www.unsplash.com/Annie Spratt
Di media sosial, sebuah screenshot menunjukkan keluhan seseorang tentang penggunaan pinjaman online hingga 10 aplikasi mendapatkan Rp 170 juta untuk membeli 500 lot saham ANTM.
Ada pula yang menggunakan uang arisan dan uang simpanan ibu-ibu PKK untuk membeli saham KAEF. Sementara itu, ada yang menggadaikan tanah dan BBKPnya, hingga nyangkut di saham IRRA.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan, fenomena penggunaan utang untuk membeli saham itu sebenarnya kurang baik. Pihaknya selalu mengingatkan masyarakat dan investor bahwa berinvestasi di saham berpotensi memberikan keuntungan sekaligus risiko.
Karenanya, pihaknya juga mengingatkan agar tidak menggunakan dana kebutuhan sehari-hari dan dana pinjaman untuk membeli saham.
" Kami mengingatkan untuk tidak menggunakan dana yang bersumber dari pinjaman atau utang atau dana yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari, atau dana untuk kebutuhan darurat dan dana kebutuhan jangka pendek lainnya,” kata Hasan, seperti dikutip dari Liputan6.com, Rabu (20/1/2021).
Ia mengimbau agar investor tidak terlalu percaya diri dan berorientasi mengejar keuntungan maksimal dalam jangka pendek dalam sekejap. Hasan mengingatkan, berinvestasi sebaiknya tidak hanya melihat dari sisi keuntungan tetapi juga memperhitungkan dan mengelola risiko investasi.
“ Selain itu, menggunakan sumber dana dari utang akan semakin meningkatkan risiko investasi karena adanya keterbatasan waktu yang relatif pendek untuk segera mengembalikan dana pinjamannya dengan tingkat bunga tertentu,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa menggunakan hutang untuk membeli saham dengan bunga juga akan semakin membatasi opsi dan strategi investasi. Hal ini juga dapat mempengaruhi aspek psikologis investor.
BEI juga mendorong investor untuk terus belajar dan meningkatkan pemahamannya dalam berinvestasi saham.
“ Kami di BEI sudah menyediakan berbagai program dan sarana dalam melakukan edukasi kepada masyarakat dan juga para investor, melalui kegiatan sekolah pasar modal, webinar, workshop, dan melalui media sosial BEI,” ujarnya.
Hasan mengajak masyarakat dan investor untuk mengikuti berbagai program dan fasilitas pendidikan, termasuk program edukasi yang dilakukan oleh anggota bursa.
“ Saat ini sebetulnya sudah sangat banyak program edukasi yang baik dalam berinvestasi saham ini, yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat dan para investor kita,” ujarnya.